Aparat bersama Warga di Kanor Bojonegoro Masih Berupaya Perbaiki Tanggul Kali Ingas yang Jebol
Selasa, 15 Desember 2020 13:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Dampak meluapnya Kali Ingas (afvoer) yang melintas di Desa Kedungprimpen Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, mengakibatkan tanggul penahan air kali atau sungai tersebut jebol. Senin (14/12/2020) malam.
Hingga saat ini, warga masyarakat bersama aparat masih berupaya menanggulangi atau memperbaiki tanggul yang jebol tersebut, namun hingga berita ini ditulis, Selasa (15/12/2020) pukul 12.00 WIB siang ini, proses perbaikan masih berlangsung dan tanggul yang jebol tersebut belum dapat ditanggulangi.
Sementara, dampak akibat jebolnya tanggul tersebut, tanaman padi milik warga Desa Kedungprimpen dan Desa Gedongarum Kecamatan Kanor, serta sawah milik warga Desa Pucangarum Kecamatan Baureno, yang diperkirakan lebih dari 500 hektare rusak akibat tergenang luberan air. Sedangkan untuk kerugian material, saat ini masih dalam pendataan petugas.
Warga masyarakat bersama aparat saat bergotong royong memperbaiki tanggul yang jebol. Selasa (15/12/2020) siang. (foto: Istimewa)
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Nadif Ulfia SSos, menjelaskan bahwa sejak adanya laporan jebolnya tanggul tersebut, pihaknya segera mendatangi lokasi kejadian, untuk melakukan upaya perbaikan atau penganggulangan tanggul tersebut.
Menurutnya, saat ini BPBD Bojonegoro bersama TNI, Polri, Brimob, Satpol PP, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Pemerintah Kecamatan Kanor, Pemerintah Desa setempat, dan warga masyarakat masih berupaya melakukan perbaikan tanggul tersebut.
"Kita upayakan membendung tanggul sungai yang jebol untuk sementara waktu dengan menggunakan terpal, sesek, dan kantung yang diisi pasir." tutur Nadif Ulfia. Selasa (15/12/2020).
Nadif Ulfia menyampaikan bahwa dampak akibat jebolnya tanggul tersebut selain mengakibatkan rusaknya tanggul juga berdampak pada tanaman padi milik warga yang baru berumur sekitar 2 bulan yang terendam air.
"Lahan pertanian yang berada di sekitaran tanggul tersebut antara lain di Desa Gedongarum dan Kedungprimpen Kecamatan Kanor serta Desa Pucangarum Kecamatan Baureno, terancam tergenang luapan air. Untuk kerugian yang diakibatkan jebolnya tanggul tersebut saat ini masih dalam tahap perhitungan," kata Nadif Ulfia.
Warga masyarakat bersama aparat saat bergotong royong memperbaiki tanggul yang jebol. Selasa (15/12/2020) siang. (foto: Istimewa)
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Gedongarum Kecamatan Kanor, Purwanto, kepada awak media ini menyampaikan bahwa hingga siang ini proses perbaikan masih berlangsung dan tanggul yang jebol tersebut belum selesai ditanggulangi.
"Masih proses penanganan. Masih belum selesai," kata Kades Gedongarum, Purwanto, melalui aplikasi percakapan.
Purwanto menjelaskan bahwa dampak yang ditimbulkan akibat jebolnya tanggul tersebut mengakibatkan rusaknya tanaman padi milik warga Desa Kedungprimpen dan Desa Gedongarum Kecamatan Kanor, serta Desa Pucangarum Kecamatan Baureno.
"Pesawahan yang terdampak diperkirakan lebih dari 500 hektare. Di Desa Gedongarum, Kedungprimpen, dan Pucangarum," kata Purwanto. (dan/imm)