Polres Bojonegoro Tangkap Seorang Pelaku Persetubuhan Terhadap Anak di Bawah Umur
Senin, 18 Januari 2021 12:30 WIBOleh Tim Redaksi Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Jajaran Kepolisian Resort (Polres) Bojonegoro, telah mengamankan seorang pelaku persetubuhan terhadap anak di bawah umur.
Tersangka berinisial SWT (45) warga Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro, sementara korban seorang anak perempuan yang berusia 17 tahun, yang masih tetangga tersangka.
Hal tersebut disampaikan Kapolres Bojonegoro AKBP Eva Guna Pandia SIK MH MM, saat menggelar konferensi pers di hadapan sejumlah awak media, di Mapolres Bojonegoro, Senin (18/01/2021).
Didampingi Wakapolres Bojonegoro, Kompol Rendy Surya Aditama SH SIK MH; Kasat Reskrim AKP Iwan Hari Poerwanto, dan Kasubbag Humas, AKP Sri Ismawati, Kapolres AKBP EG Pandia menjelaskan bahwa modus operandi pelaku membujuk korban dengan memberikan makanan kepada korban, lalu korban diajak melihat video porno, baru kemudian pelaku langsung melakukan perbuatan pencabulan kepada korban.
Menurut kapolres, tersangka ditangkap petugas setelah melakukan perbuatannya pada Kamis (03/12/2020) sekira pukul 08.00 WIB lalu, di dalam rumah korban.
"Tersangka melakukan perbuatannya sebanyak tiga kali," kata Kapolres.
Kapolres Bojonegoro, AKBP Eva Guna Pandia saat gelar konferensi pers di Mapolres Bojonegoro, Senin (18/01/2021) (foto: imam/beritabojonegoro)
Sementara kronologi penangkapan tersangka berawal saat keluarga korban merasa curiga setelah korban mengalami perubahan sikap, hingga akhirnya diketahui diketahui bahwa korban telah disetubuhi oleh tersangka.
Selanjutnya, keluarga korban melaporkan kejadian tersebut kepada petugas, sehingga petugas segera melakukan penangkapan terhadap tersangka.
"Ada laporan dari keluarga korban," kata Kapolres.
Atas perbuatannya, pelaku disangka telah melanggar Pasal 76 E juncto Pasal 82 ayat (1) juncto Pasal 81 ayat (2), Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2016, tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2016, tentang perubahan kedua atas Undang-undang RI Nomor 23 tahun 2002, tentang Perlindungan Anak, menjadi undang-undang.
“Pelaku diancam dengan hukuman penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun,” kata Kapolres, AKBP EG Pandia. (red/imm)