Vaksinasi COVID-19
3.230 Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bojonegoro Telah Divaksin COVID-19
Senin, 01 Februari 2021 16:00 WIBOleh Tim Redaksi Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, pada Kamis (28/01/2021) lalu, telah mencanangkan program vaksinasi COVID-19, yang dilanjutkan dengan penyintikan vaksin COVID-19 pertama kali kepada Bupati Bojonegoro Dr Hj Anna Muawanah, dan diikuti oleh 10 orang dari jajaran Forkopimda dan tokoh masyarakat di Kabupaten Bojonegoro.
Setelah pencanangan tersebut, dilanjutkan dengan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan (nakes) yang ada di Kabupaten Bojonegoro, dan hingga saat ini, dari 4.787 tenaga kesehatan yang menjadi sasaran vaksin, sudah 3.230 tenaga kesehatan yang divaksin, atau mencapai 67,47 persen.
Untuk diketahui, vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Bojonegoro masuk dalam gelombang satu termin kedua pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
Sementara, sebanyak 3.680 vial vaksin COVID-19 untuk Kabupaten Bojonegoro telah sampai tanggal 26 Januari 2021 lalu, yang merupakan vaksin tahap pertama yang datang dan sudah distribusikan kepada 48 fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang akan melaksanakan vaksinasi.
Ilustrasi: Vaksinasi tenaga kesehatan di salah satu Puskesmas di Kabupaten Bojonegoro. (foto istimewa)
Juru Bicara Satuan Tugas Penanggulangan dan Percepatan Penanganan Virus Corona (COVID-19) Kabupaten Bojonegoro, Masirin SSTP MM melalui siaran pers pada Senin (01/02/2021) menyampaikan bahwa babak baru perang melawan COVID-19 di Bojonegoro melalui vaksinasi sudah dimulai secara simbolis pada 28 Januari 2021 oleh jajaran Forkopimda bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama, dilanjutkan secara serentak oleh tenaga kesehatan di 48 fasilitas kesehatan yang ada.
"Untuk vaksinasi tenaga kesehatan saat ini sudah mencapai 67,47 persen. Dari sasaran vaksin 4.787 tenaga kesehata, sudah 3.230 tenaga kesehatan yang di vaksin." kata Masirin. Senin (01/02/2021).
Menurut Masirin, Kabupaten Bojonegoro saat ini berada diposisi kedelapan dari 38 kota dan kabupaten di Jawa Timur untuk prosentase capaian vaksinasi.
Lebih lanjut Masirin menyampaikan bahwa memang ada beberapa calon penerima vaksin yang batal dan mengalami penundaan vaksinasi. Menurutnya, pembatalan terjadi karena calon penerima vaksin tersebut tidak lolos saat skrining dengan berbagai kondisi, sedangkan yang ditunda karena yang bersangkutan dalam keadaan sakit.
"Jadi untuk yang batal tentunya tidak kami vaksin, sedangkan yang ditunda nanti ketika sudah sehat akan kami jadualkan lagi untuk di vaksin dan saat ini proses vaksinasi terus berjalan," kata Masirin. (red/imm)