Ekonomi Kreatif dan UMKM
Mantan Buruh Migran di Hongkong Asal Bojonegoro Ini Kini Geluti Usaha Aneka Kue
Kamis, 04 Maret 2021 18:00 WIBOleh Vera Astanti Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Selama 13 tahun menjadi pahlawan devisa di Hongkong, Yanne Karsodiharjo (37), akhirnya pada 2017 lalu kembali ke kampung halamannya di Desa Kunci Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
Setelah memutuskan untuk tidak kembali ke Hongkong, mantan Buruh Migran Indonesia (BMI) itu menggeluti usaha jualan aneka kue.
Yanne adalah salah satu Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hongkong yang sukses. Meski di negeri orang, selama menjadi BMI, di saat waktu luang dia juga menggeluti usaha agensi model. Dia juga pernah menyewa kapal pesiar untuk melaksanakan event modeling yang diadakannya.
Setelah tinggal di kampung halamannya, wanita yang memiliki nama Andayani ini fokus untuk mengurus kedua buah hatinya. Namun karena adanya pandemi COVID-19, dia pun terkena dampaknya.
"Ada pandemi ini suami juga kena dampak juga, otomatis pendapatan berkurang dari biasanya, nah kemudian muncul ide untuk bisnis online saja. Jualan aneka kue," kata Yanne, kepada awak media ini Rabu (03/042021).
Yanne Karsodiharjo, saat berada di Hongkong beberapa tahun lalu. (foto: yanne/dok pribadi)
Yane mengaku belajar membuat aneka kue dari YouTube. Dari semua resep yang ada, dia lebih tertarik untuk membuat kue kering. Setiap hari dia menamatkan tontonan di salah satu channel resep masakan di YouTube. Setelah merasa bekalnya cukup, Yanne mencoba langsung mempraktikannya dan ternyata berhasil.
"Rasanya happy banget kan. Terus aku bikin pertama 24 toples. Semuanya ludes terjual," kata Yanne.
Padahal Yanne hanya menjual via online saja untuk awalnya. Dia foto dan unggah di media sosial miliknya. Tidak hanya kue kering, Yanne juga menjual donat ,wingko atau bekicot rica-rica, belalang goreng. Kadang juga baju, atau apapun yang menurutnya laku.
Untuk harga produk yang dijual Yanne sangat terjangkau. Dia menyebutnya sebagai harga bateh (red, keluarga). Untuk eceran kue kering seperti kue nastar, putri salju, mawar, ukuran 250 gram, ia jual dengan harga Rp 17. Untuk harga reseller lebih murah lagi.
"Dan setiap pembelian paket reseller ada gratis tas belanjaan juga." tuturnya.
Kue produksi Yanne Karsodiharjo, mantan buruh migran asal Desa Kunci Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
Hanya saja Yanne tidak memproduksi kue setiap hari. Bila ada pesanan baru dibuatkan. Sebab dia tidak menggunakan bahan pengawet, sehingga produknya selalu fresh dan bukan stok lama. Namun sekali produksi Yanne bisa mencapai 60 sampai 100 toples kue kering.
"Semua bahan-bahan selalu ready di rumah. Sehingga bila sewaktu-waktu ada orderan bisa langsung dibikin," kata Yanne.
Ditanyai tentang omzet, Yani mengaku susah untuk menentukan. Sebab pandemi ini luar biasa dampaknya. Yanne menyadari di saat seperti ini, nyari duit sangat susah, nyari kerja juga susah. Semua orang pasti pikir-pikir untuk berbelanja. Namun dia tetap bersyukur sebab selalu ada rejeki yang datang.
"Alhamdulilah rejeki selalu ada. Sekitar 1,5 juta sampai 3 juta rupiah per bulan. Lumayan kan, sambil momong dua anak balita loh, di rumah," kata Yanne.
Untuk memasarkan produknya, Yanne menggunakan marketplace, juga dibantu oleh teman-temannya sesama mantan BMI. Mereka menjadi reseller Yanne dengan sistem bagi hasil. Resellernya ada di Kecamatan Ngasem, Desa Sukorejo Bojoengoro Kota, dan di daerahnya, di Kecamatan Dander.
Bagi pembaca yang ingin membeli atau ikut menjadi reseller kue milik Yanne bisa menghubungi nomor +62 853-3166-5766. (ver'/imm)