Selama Ramadan, Perpustakaan Umum Kabupaten Bojonegoro Ramai Pengunjung
Rabu, 28 April 2021 15:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Selama Bulan Suci Ramadan, Perpustakaan Umum Kabupaten Bojonegoro ramai didatangi pengunjung. Kebanyakan pengujung yang datang di perpustakaan milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro ini adalah para pelajar dan mahasiswa.
Namun, karena saat ini masih dalam suasana pandemi COVID-19, pengunjung yang berada di ruang perpustakaan setiap hari dibatasi maksimal hanya 20 orang. Selain itu, semua pengunjung tetap wajib mematuhi protokol kesehatan COVID-19.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bojonegoro, Kamidin, ditemui awak media ini di kantornya di Jalan Patimura Kota Bojonegoro, menuturkan bahwa selama Bulan Suci Ramadan ini pengunjung selalu ramai, namun mengingat masih adanya pandemi COVID-19, maka jumlah pengunjung yang berada di ruang perpustakaan yang berada di lantai dua kantor perpustakaan tersebut dibatasi. Sementara bagi masyarakat yang pinjam buku tidak dibatasi.
"Pengujung perpustakaan setiap harinya kami batasi maksimal 20 orang, mengingat masih adanya pandemi COVID-19. Semua pengunjung tetap wajib mematuhi protokol kesehatan COVID-19." tutur Kamidin.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bojonegoro, Kamidin, saat beri keterangan. (foto: dan/beritabojonegoro)
Kamidin menjelaskan bahwa selama bulan Ramadan ini, Perpustakaan Umum Bojonegoro buka mulai Senin sampai Jumat, pukul 08.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB.
"Kebanyakan pengunjung dari kalangan pelajar dan mahasiswa, namun ada juga dari masyarakat umum," tutur Kamidin.
Disinggung terkait minat baca masyarakat Bojonegoro, Kamidin mengungkapkan bahwa setiap tahun ada peningkatan. Menurutnya, pihaknya terus berupaya menarik minat baca masyarakat melalui kerjasama dengan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di Bojonegoro.
"Kami terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat," kata Kamidin.
Salah satu pengujung Perpustakaan Umum Kabupaten Bojonegoro. (foto: dan/beritabojonegoro)
Kamidin menyampaikan bahwa saat ini Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bojonegoro berusaha menuju perpustakaan berbasis inklusi sosial, yaitu perpustakaan proaktif yang dapat membantu idividu dan masyarakat untuk mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri, serta membantu meningkatkan jejaring sosial.
"Dengan perpustakaan berbasis inklusi sosial diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga kemampuan literasi meningkat yang berujung peningkatan kreativitas masyarakat dan kesenjangan akses informasi." kata Kamidin.
Berdasarkan data dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bojonegoro, di Kabupaten Bojonegoro saat ini ada 267 perputakaan desa, tetapi kondisinya ada yang aktif dan pasif, bahkan ada juga yang tinggal nama. (dan/imm)