Inovasi Pelayanan Publik RSUD dr Sosodoro Bojonegoro Masuk Finalis Top 99 di Kemenpan RB
Senin, 21 Juni 2021 15:00 WIBOleh Tim Redaksi Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Inovasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, masuk dalam daftar finalis Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2021, dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB),
Inovasi yang meraih prestasi tersebut adalah "RITMIK ENERJIK" yang dikembangkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.
Masuknya Bojonegoro dalam daftar finalis Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tersebut berdasarkan pengumuman dari Kemenpan RB, Nomor: B/112/PP.00.05/2021 tanggal 16 Juni 2021, tentang Finalis Top Inovasi Pelayanan Publik, Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) di lingkungan Kementerian, Lembaga, Pemda, BUMN dan BUMD, tahun 2021.
Ilustrasi: Perawatan pasien jantung di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. (foto: istimewa)
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, RSUD dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, dr Rio Herdyanto Sp JP (K) FIHA, selaku salah satu inisiator inovasi tersebut pada Senin (21/06/2021), menjelaskan bahwa inovasi layanan “RITMIK ENERJIK" merupakan sistem rujukan terintegrasi untuk kasus infark miokard dan kasus emergensi jantung yang lain dengan penanganan yang komperhensif.
“Sistem rujukan ini pertama kali ditujukan dengan tujuan menurunkan angka kematian akibat serangan jantung maupun kasus kegawatdaruratan jantung yang lain,” ujar dr Rio Herdyanto.
Sementara itu Direktur RSUD dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, dr Ahmad Hernowo MKes mengatakan bahwa kematian karena serangan jantung dan gangguan jantung hampir di semua daerah memang cukup tiggi.
Menurutnya, dengan adanya inovasi layanan RITMIK ENERJIK ini dapat menurunkan angka kematian yang diakibatkan oleh serangan jantung maupun kegawatdaruratan jantung yang lain.
“Karena penanganan kegawatdaruratan jantung memerlukan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan, jadi untuk mewujudkan itu perlu adanya networking,” kata dr Ahmad Hernowo. (adv/imm)