Musim Hujan, Waspada Demam Berdarah
Rabu, 09 Desember 2015 10:00 WIBOleh Dr Achmad Budi Karyono
Oleh Dr Achmad Budi Karyono
Sudah menjadi siklus tahunan, saat ini penyakit demam berdarah sedang merambah di hampir semua wilayah, baik perkotaan maupun pedesaan. Sudahkah kita menyongsong penyakit yang selalu hampir pasti menghampiri kita secara periodik ini? Memang semua jajaran kesehatan pasti sudah siap. Tetapi hadirnya penyakit memang bukan seperti matematika, karena semua faktor sangat berpengaruh dengan kadar yang berlainan. Namun setidaknya beberapa persiapan untuk berperang dengan penyakit yang cukup ganas ini, sudah disiagakan. Mengingat penderita DB di salah satu RS di Bojonegoro pada semester ke 2 tahun 2015 ini telah mencapai 201 dan 2 telah direnggutnya.
Demam berdarah merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini disebarkan atau ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Sejumlah gejala dari demam berdarah adalah demam yang tinggi, sakit kepala, kulit kemerahan yang tampak seperti campak dan nyeri otot dan persendian, serta mual atau muntah. Pada sejumlah pasien, demam berdarah dapat berubah menjadi kekhawatiran yang mengancam jiwa. Yang pertama adalah demam berdarah bisa menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan darah membeku). Yang kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya atau syok.
Sebagian besar yang terinfeksi virus dengue tidak menunjukkan gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan (seperti demam biasa). Hanya sebagian kecil dari orang yang terinfeksi akan mengalami infeksi berat, yang mengancam jiwa mereka. Gejala akan muncul antara 3 dan 14 hari setelah seseorang terinfeksi virus dengue. Seringkali gejala muncul setelah 4 hingga 7 hari. Seringkali, apabila anak-anak terkena demam berdarah, gejala yang muncul sama dengan gejala pilek atau panas yang lain. Namun, anak-anak bisa mengalami masalah yang parah karena demam berdarah ini. Gejala klasik demam dengue adalah demam tinggi yang terjadi secara tiba-tiba, sakit kepala hebat, kulit kemerahan atau berbintik, nyeri otot dan nyeri sendi, bisa disertai mual, muntah atau diare.
Secara klinis beberapa pakar membedakan, demam dengue menjadi tiga tahap: demam, kritis, dan pemulihan. Pada fase demam, seseorang biasanya mengalami demam tinggi. Panas badan seringkali mencapai 40oC, biasanya disertai sakit kepala yang hebat. Fase ini biasanya berlangsung selama 2 hingga 7 hari. Sebagian besar pada fase ini kulit pasien mengalami kemerahan atau bintik merah. Pada hari pertama atau kedua, ruam akan tampak seperti kulit yang terkena panas (merah). Selanjutnya akan tampak seperti campak. Bintik merah kecil dapat muncul di kulit yang tidak hilang jika kulit ditekan. Bintik-bintik ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh kapiler. Penderita bisa juga mengalami perdarahan ringan pada mulut dan hidung. Demam itu sendiri cenderung akan berhenti (pulih) kemudian terjadi lagi selama satu atau dua hari. Namun, pola ini berbeda-beda pada masing-masing penderita.
Pada beberapa penderita, penyakit berkembang ke fase kritis setelah demam tinggi agak mereda. Fase kritis tersebut biasanya berlangsung selama 2 hari. Penderita juga dapat mengalami perdarahan parah. Ini berarti bahwa organ-organ vital kurang atau tidak mendapatkan suplai darah sebanyak biasanya.K arena itu, organ-organ tersebut tidak bekerja secara normal. Pada keadaan seperti ini penderita mengalami syok demam berdarah. Pada fase penyembuhan, terjadi bila penderita berhasil melewati masa kritis, biasanya berlangsung selama 2 hingga 3 hari setelahnya.
Cara pencegahan yang mudah dilakukan, masyarakat perlu mewaspadai dan mengantisipasi serangan penyakit DB dengan menjaga kebersihan lingkungan di dalam rumah maupun di luar rumah, antara lain melalui peningkatan Gerakan Jumat Bersih untuk memberantas sarang dan jentik nyamuk. Pencegahan demam berdarah yang paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu :
1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain
2) Menutup, yaitu menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, kendi, tandon air, dan lain sebagainya
3) Memanfaatkan kembali atau mengubur barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.
Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti
1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan
2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
3) Menggunakan kelambu saat tidur
4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk
5) Menanam tanaman pengusir nyamuk
6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DB, sehingga seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat permulaan musim penghujan.
Kita perlu menjaga kesehatan dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan demam berdarah. Untuk itu diperlukan kepedulian peran serta aktif masyarakat untuk bergotong royong melakukan langkah-langkah pencegahan penularan penyakit DB, melalui kegiatan pemberantasan nyamuk dan jentik secara berkala atau PSN 3M Plus, karena saat ini kita telah memasuki musim penghujan, bahkan pola curah hujan yang tak menentu hingga awal tahun 2016.
Kepedulian kita terhadap sekitar serta lingkungan pasti ada hikmahnya dan tidak akan sia sia. Kalau kita menjaganya dengan baik, maka kita akan ‘terjaga’ pula olehnya. Tidak perlu menunggu awal musim hujan, tetapi secara berkesinambungan kita harus selalu mewaspadainya. Perlu juga kita saling tukar informasi dengan petugas kesehatan setempat agar terhindar dari penyakit ini khususnya. Semoga kita selalu sehat.
*) Sie Pengabdian Masyarakat IDI Cabang Bojonegoro
Ilustrasi www.liputan6.com