Selamat Jalan Sang Indonesianis, Ben Anderson
Senin, 14 Desember 2015 08:00 WIBOleh Muhammad Roqib *)
*Oleh Muhammad Roqib
Pemikir dan peneliti Indonesia terkemuka, Benedict Richard O’Gorman Anderson atau lebih dikenal dengan sapaan Ben Anderson meninggal dunia dalam usia 79 tahun di Batu, Malang, Jawa Timur, kemarin.
Ben Anderson adalah profesor emeritus dalam bidang studi internasional di Universitas Cornell, Amerika Serikat. Ia dikenal luas lewat bukunya yang berjudul Imagined Communities (Komunitas terbayang). Buku itu hingga kini masih menjadi rujukan penting mengenai gagasan awal terbentuknya sebuah bangsa.
Selama hidupnya Ben Anderson dikenal sebagai Indonesianis yang banyak mendedikasikan ilmu dan karyanya untuk menulis tentang Indonesia. Salah satunya adalah Language and Power: Exploring Political Cultures in Indonesia yang merupakan kumpulan esainya sejak tahun 1966 – 1985.
Jasa Ben Anderson bagi Indonesia salah satunya adalah mendedikasikan penelitian selama 40 tahun untuk menemukan identitas penulis asli buku “Tjamboek Berdoeri Indonesia Dalem Api dan Bara”.
Buku lainnya tentang Indonesia yang cukup terkenal adalah Revolusi Pemuda yang menyoroti tentang Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944 – 1946. Sedangkan, salah satu buku terbarunya yang diterbitkan di Indonesia adalah Dibawah Tiga Bendera; Anarkisme Global dan Imajinasi Antikolonial pada Agustus 2015.
Di antara karya Ben Anderson yang paling terkenal adalah Imagined Communities : Reflections on the Origin and Spread of Nationalism. Buku itu dianggap sebuah karya klasik dalam ilmu sosial dan ilmu politik.
Ben Anderson dalam buku itu menjelaskan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan materialis historis bahwa faktor-faktor utama yang menyebabkan munculnya nasionalisme di dunia selama tiga abad terakhir.
Ben Anderson berpendapat bahwa lahirnya suatu bangsa pada abad 20 dimulai dari terbentuknya komunitas terbayang (imagined communities). Tumbuhnya kesadaran dari komunitas terbayang itu untuk berdaulat. Salah satu yang menjadi pemicu munculnya kesadaran membangun komunitas terbayang atau cikal bakal sebuah bangsa itu disebabkan munculnya mesin cetak atau Ben Anderson menyebutnya kapitalisme cetak.
Pendapat Ben Anderson tentang lahirnya nasionalisme ini juga terjadi di Indonesia pada masa kekuasaan Kolonial Belanda. Munculnya mesin cetak dan surat kabar yang memakai bahasa Melayu memunculkan kesadaran pada pribumi terutama kalangan pribumi terpelajar. Bahasa melayu pasar menjadi pengikat suku dan bangsa-bangsa yang tersebar di Nusantara saat itu.
Kemudian, lahirnya Budi Utomo dan Sumpah Pemuda yang menyatakan berbangsa satu, bertanah air satu, dan berbahasa satu, menjadi cikal bakal lahirnya bangsa Indonesia. Selamat jalan Sang Indonesianis, karyamu akan selalu abadi.
ilustrasi www.sindonews.com