Pembinaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) oleh Bidang PNFI Dinas Pendidikan
Kabid PNFI; Seperti Jam, Tetap Bekerja Meskipun Tak Dimonitor
Rabu, 16 Desember 2015 14:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
Kota- Bidang Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro menggelar pertemuan dengan para pengelola TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Kabupaten Bojonegoro di ruang pertemuan lantai II Dinas Pendidikan, pagi hari tadi, Rabu (16/12).
Pertemuan tersebut dimulai pada pukul 08.30 WIB dan dihadiri oleh sekitar 56 pengelola TBM dari berbagai desa di Bojonegoro. Agenda pertemuan tersebut adalah memberikan pembinaan tentang ketertiban administrasi, terkhusus soal pengeluaran ijin operasional.
Kepala Seksi Kelembagaan dan Ketenagaan Bidang PNFI Kusnadi mengemukakan pentingnya ketertiban administrasi dalam lembaga TBM, termasuk yang paling fital adalah ijin operasional.
“Karena itu kami meminta kepada seluruh pengelola TBM di Bojonegoro agar memperbarui ijin operasional kalau memang sudah habis,” kata Kusnadi. Ijin operasional yang dikeluarkan oleh PNFI kepada tiap-tiap TBM berlaku selama 2 tahun sejak tanggal dikeluarkannya surat. Melewati itu berarti habis.
Kusnadi juga memberikan semangat agar para pengelola TBM tidak henti-henti memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai fungsinya. Akan sangat disayangkan, menurut Kusnadi, di satu pihak ijin operasional dikeluarkan sementara di pihak lain tidak aktif dalam menjalankan fungsinya.
“Saya yakin para pengelola TBM ini adalah orang-orang yang ikhlas. Gerakan ini butuh perjuangan dan pengorbanan. Dan ini adalah sesuatu yang mulia, sebab memberikan sesuatu yang baik kepada selain diri kita sendiri,” terangnya.
Sementara Kepala Bidang PNFI Mukhlisin mengatakan, TBM harus selalu aktif meskipun tidak ada pengawasan dari Dinas Pendidikan selaku yang mengeluarkan izin. “Kita pakai filosofi jam. Jam itu meskipun tidak ada yang memonitor selalu berjalan, tidak pernah berhenti,” terangnya memberikan ilustrasi kepada seluruh yang hadir.
Dia menambahkan bahwa TBM itu sangat penting perannya dalam mengembangkan dan memajukan suatu bangsa. “Pegiat TBM itu dekat dengan buku. Saya percaya bahwa bangsa yang maju itu ditunjang dengan dunia bukunya yang juga maju. Pengelola TBM tidak boleh tidak membaca buku,” kata dia. Mukhlisin mengatakan demikian untuk memacu semangat para pegiat literasi, sebuah istilah untuk gerakan pengembangan budaya baca dan tulis. (mol/moha)
Foto PNFI memberikan pembinaan kepada pengelola TBM