Perangkat Desa di Semanding, Tuban Ini Kaget Saldo Tabungannya Jadi Rp 14,8 Triliun
Jumat, 30 September 2022 21:00 WIBOleh Ayu Fadillah SIKom
Tuban - Seorang Perangkat Desa Sambongrejo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur bernama Cahyo Hermawan, mengaku kaget setelah saldo rekening di buku tabungannya tertulis Rp 14,8 triliun lebih.
Hal itu diketahui Cahyo Hermawan usai mengambil uang di salah satu Bank BUMN tempat ia menabung di Kabupaten Tuban pada Rabu (12/09/2022) lalu.
Saat ditanyakan ke pihak bank, petugas menjelaskan bahwa pencetakan angka tidak wajar pada buku tabungan tersebut karena ada sistem yang error.
Ditemui awak media ini di rumahnya, Jumat (30/09/2022), Cahyo yang menjabat sebagai Kaur Keuangan Desa Sambongrejo, mengaku saat itu dirinya baru saja menerima transfer dari temannya sebesar Rp 506.000.
Selanjuntya ia pergi ke anjungan tunai mandiri (ATM), untuk mengambil uang tersebut, namun setelah dua kali memasukkan nomor PIN kartu ATM, ternyata salah terus. Karena takut kartu ATM-nya diblokir, ia langsung mendatangi teller untuk mengambil uang tersebut.
Namun setelah mengambil uang tersebut, ia sangat kaget karena saldo buku tabungannya tertulis sebesar Rp 14.885.530.818.454
"Waktu saya mau ambil uang di ATM, tapi saya lupa nomor PIN, biasanya kan tanggal ulang tahun anak saya, terus saya pencet dua kali ternyata salah terus. Saya mikir ini ketiga kali salah nanti diblokir, akhirnya saya ke teller untuk ambil uang," ucap Cahyo Hermawan.
Mutasi rekening pada buku tabungan milik Cahyo Hermawan, Perangkat Desa Sambongrejo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, yang saldonya sempat tertulis Rp 14,8 triliun. (foto: ayu beritabojonegoro)
Karena merasa uang tersebut bukan miliknya, Cahyo langsung menanyakan kepada anggota polisi yang sedang berjaga di pintu masuk bank, dan kemudian ia diarahkan untuk menanyakan pada pihak bank.
"Saya langsung diarahkan ke pihak bank dan didampingi sama bapak polisi itu. Terus petugas bank melihat buku tabungan saya dan langsung dicoret itu angka di buku tabungan," ucap Cahyo Hermawan.
Cahyo menambahkan, saat itu pihak bank memberi penjelasan ada sistem yang error, sehingga buku tabungan langsung dicoret dan ditulis saldo Rp 0.
"Waktu saya di rumah, saya baru sadar kalau uang itu jumlahnya 14 triliun lebih. Memang itu bukan milik saya, akan tetapi keterangan uang saya kok tidak ada, hanya ditulis saldo 0," tutur Cahyo.
Merasa ada yang aneh, beberapa hari berikutnya Cahyo datang lagi ke Bank tempat ia menabung tersebut, untuk menanyakan terkait saldo di buku tabungannya. Namun kemudian di buku tabungan tersebut tercetak saldo sebesar Rp 99.000.
"Harusnya di buku tabungan itu kan bisa terlihat uang keluar masuknya. Ini apakah betul kesalahan sistem," kata Cahyo.
Cahyo menjelaskan bahwa buku tabungan tersebut masih baru diberikan oleh ketua kelompok tani di desanya, karena ia terdaftar sebagai anggota kelompok tani yang mendapatkan bantuan dari pemerintah, di mana bantuan tersebut biasanya langsung ditransfer ke rekening masing-masing anggota.
"Buku tabungan ini kan baru diberikan sama ketua kelompok tani, lalu dapat uang transferan 506 ribu," ucap dia.
Cahyo mengungkapkan bahwa dirinya memberanikan diri untuk mengekspos pengalamannya tersebut setelah mendengar adanya kasus yang sama yang terjadi di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah.
"Ini kejadian sama kayak di Buol. Pas tahu di berita itu baru saya berani ekspos, kok bisa angkanya juga sama," kata Cahyo.
Karena tidak ingin mendapatkan masalah di kemudian hari, Cahyo akhirnya melaporkan hal itu ke Polsek Semanding.
"Khawatirnya ini uang ke mana arahnya, kan tidak jelas di situ. Petugas bank juga asal coret, apabila ke depan nanti masalah ini diperiksa oleh Polres Tuban, saya siap menjadi saksi," kata Cahyo Hermawan.
Sementara itu, Kapolsek Semanding, Polres Tuban Inspektur Satu (Iptu) Carito mengungkapkan, bahwa pihaknya telah menerima laporan dari nasabah bank yang tiba-tiba bertambah menjadi Rp 14,8 triliun, namun pihaknya memberikan saran untuk diselesaikan ke pihak bank.
"Itu kan bukan uangnya ya, jadi kami sarankan untuk diselesaikan sama pihak bank. Memang nasabah ini jujur, karena takut terjadi hal di kemudian hari, sehingga melaporkan kepada kami," tutur Iptu Carito. Jumat (30/09/2022).
Akibat kejadian itu, Iptu Carito mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati karena kasus seperti ini bisa saja penipuan atau peretasan data-data milik nasabah bank.
"Makanya, tetap harus dikoordinasikan dengan pihak terkait, kalau persoalan buku tabungan ya kepada pihak bank yang bersangkutan," ucap Kapolsek Semanding Iptu Carito. (ayu/imm)
Reporter: Ayu Fadillah SIKom
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo