25 Penderita HIV/AIDS Meninggal di Tahun 2015
Rabu, 17 Februari 2016 10:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
Kota – Sebanyak 25 penderita HIV/AIDS di Kabupaten Bojonegoro sepanjang tahun 2015 lalu telah meninggal dunia. Pada 2015 ditemukan 186 penderita HIV/AIDS. Sedangkan, 161 penderita lainnya hingga kini masih hidup.
Sementara itu, penderita HIV/AIDS di Kabupaten Bojonegoro selama 2002 hingga 2015 sebanyak 718 orang. Mereka tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bojonegoro.
Menurut Kelompok Kerja Monitoring dan Evaluasi (Pokja Monev) Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Bojonegoro, Rahmad Junaidi, dari 186 temuan kasus penderita HIV/AIDS itu, sebanyak sembilan penderita ditemukan mengidap HIV, dan selebihnya ditemukan dalam kondisi sudah mengidap Aids. Hal ini, kata dia, menandakan banyak penderita yang tidak melakukan pemeriksaan dan penanganan saat masih terjangkit HIV dan akhirnya ditemukan dalam kondisi sudah terjangkit AIDS.
“Padahal seseorang tak serta merta positif Aids karena melalui tahapan positif Hiv baru lama kelamaan jika tidak ditangani maka meningkat menjadi Aids,” ujarnya.
Menurut Rahmat, penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Bojonegoro di tahun 2015 ini tertinggi di Kecamatan Dander dengan jumlah kasus mencapai 20 penderita. Kemudian disusul Kecamatan Balen dan Bojonegoro dengan 19 kasus penderita HIV/AIDS. Selanjutnya adalah Kecamatan Baureno dengan 18 kasus, Kecamatan Trucuk sebanyak 16 kasus dan 11 kasus di Kecamatan Sukosewu.
Sedangkan kecamatan dengan penderita di atas 5 kasus antara lain Kecamatan Ngasem, Sumberejo, Bubulan, Kedungadem, Temayang, dan Gayam. Sementara itu untuk kecamatan dengan jumlah penderita di bawah 5 antara lain Kalitidu, Malo, Kanor, Bubulan, Ngraho, Kepohbaru, Kasiman, Kedewan, Ngambon, Sekar, Padangan, Sugihwaras dan Gondang. Ada pun kecamatan yang terindikasi nol penderita adalah Kecamatan Purwosari dan Margomulyo.
Sementara itu menurut Kasi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, temuan kasus HIV/AIDS di Bojonegoro cenderung meningkat. Sebagian besar penderita HIV/AIDS ini adalah warga Bojonegoro yang pernah merantau di luar daerah dan luar pulau.
Ia menyebutkan, berdasarkan mata pencaharian penderita HIV/AIDS di Bojonegoro dengan rincian yakni buruh kasar 62 orang, 37 orang penderita bermata pencaharian sebagai wiraswasta, 25 orang bekerja di sektor lainnya, 16 bekerja sebagai petani, 14 orang ibu rumah tangga, 12 karyawan, 2 sopir dan 1 pekerja seks komersial. Sedangkan, 1 dari PNS dan 2 adalah dari TNI/Polri. Sedangkan 14 lainnya adalah tidak diketahui bekerja di sektor apa. (mol/kik)