Peringatan Hakordia 2025 di Bojonegoro, Ini Rangkaiannya
Minggu, 07 Desember 2025 19:00 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro - Puncak peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025 di Kabupaten Bojonegoro berlangsung meriah sekaligus penuh makna. Minggu pagi (07/12/2025), ratusan warga yang hadir di Jalan Mas Tumapel langsung mendapat 348 bibit pohon gratis sebagai simbol bahwa nilai integritas harus ditanam, dirawat, dan dibiarkan berakar kuat agar mampu melindungi semua pihak.
Kegiatan peringatan Hakordia diawali dengan pembentukan budaya antikorupsi lewat sosialisasi dan pencegahan bersama Paksi Bojonegoro, dilanjutkan penyerahan penghargaan kepada partisipan program Desa Antikorupsi 2025 (kerjasama KPK dan Dinas PMD Jatim) serta Piagam Patriot Integritas Muda 2025 dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga Jatim. Ada Festival Generasi Antikorupsi dengan materi langsung dari aparat penegak hukum, kuis online antikorupsi untuk siswa SD-SMP se-kabupaten, serta pembagian 348 bibit pohon gratis sebagai simbol penanaman nilai integritas yang harus terus dirawat.
Komitmen pimpinan daerah diperkuat melalui penandatanganan pakta integritas oleh seluruh kepala OPD dan camat. Acara ditutup dengan Treasure Hunt bertema antikorupsi yang terbuka untuk umum, lengkap dengan hadiah menarik, sehingga pesan antikorupsi tersampaikan secara edukatif sekaligus menghibur. Total delapan kegiatan ini menegaskan bahwa melawan korupsi bukan hanya tugas pemerintah, melainkan gerakan bersama seluruh elemen masyarakat Bojonegoro.
Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah mengatakan, pembagian bibit pohon itu bukan sekadar aksi lingkungan, melainkan pesan filosofis mendalam tentang antikorupsi.
“Setiap kebaikan butuh proses. Nilai integritas itu seperti pohon: harus ditanam, disiram, dirawat sampai akarnya kuat, baru bisa memberi naungan dan perlindungan bagi banyak orang,” ujar Nurul Azizah saat memimpin apel dan pengarahan.
Menurutnya, ketika manusia menyayangi alam, alam akan kembali melindungi manusia. Karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat memperbanyak menanam pohon sebagai wujud nyata menjaga amanah dan menolak korupsi sumber daya.
“Manusia tidak bisa hidup sendiri. Kita butuh alam, alam butuh kita. Maka tekad antikorupsi dan kesadaran menjaga lingkungan harus berjalan beriringan,” tambahnya.
Rangkaian Hakordia 2025 di Bojonegoro tahun ini dirangkai dengan Gebyar Sadar Pajak Daerah. Wabup Nurul menegaskan, membayar pajak tepat waktu adalah salah satu bentuk konkret bibit antikorupsi yang ditanam masyarakat.
“Pajak yang Bapak-Ibu bayar adalah wujud kepercayaan kepada pemerintah. Uang itu kami gunakan untuk pembangunan yang langsung kembali kepada masyarakat,” tegasnya.
Inspektur Inspektorat Kabupaten Bojonegoro Teguh Prihandono menambahkan, korupsi tidak pernah dilakukan sendirian, melainkan melalui kolaborasi berbagai pihak. Karena itu, pencegahan juga harus dilakukan secara bersama-sama.
“Kesadaran membayar pajak daerah adalah bibit sadar antikorupsi. Pajak itu hak seluruh warga Bojonegoro yang akan dikembalikan dalam bentuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan bersama,” kata Teguh.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bojonegoro Yusnita Liasari menyampaikan ucapan terima kasih khusus kepada masyarakat yang telah taat membayar pajak.
“Terima kasih atas partisipasi Bapak-Ibu. Pajak yang terkumpul menjadi energi besar untuk membangun Bojonegoro yang lebih baik,” ucap Yusnita. (red/toh)





























.md.jpg)






