Seorang Nenek 70 Tahun Tewas Gantung Diri
Selasa, 22 Maret 2016 15:00 WIBOleh Erina Nur Fikriyah dan Sindi Fatika Sari
Oleh Erina Nur Fikriyah dan Sindi Fatika Sari
Ngraho - Peristiwa memilukan terjadi di Desa Tapelan, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, pada Selasa (22/03) pagi tadi sekira pukul 05.30 WIB. Seorang nenek bernama Sarpi (70), warga RT 013 RW 007 Desa Tapelan, yang diketahui menderita tumor usus, nekat mengakhiri hidupnnya dengan cara gantung diri.
Menurut keterangan Simin (55), anak korban yang tinggal serumah dengan korban, pada sekira pukul 04.30 WIB, saat bangun dan hendak salat Subuh, dirinya masih melihat korban tidur di ruang tangah. "Saat saya bangun, saya masih melihat ibu tidur di depan TV," ujarnya.
Tanpa pikir macam-macam, Simin lalu menunaikan salat Subuh. Usai salat, sekira pukul 05.30 WIB dia melangkah menuju rumah bagian belakang atau dapur. Begitu masuk dapur, dia langsung terkejut. Untuk beberapa saat aliran darahnya seakan berhenti. Dia melihat ibunya, Sarpi, sudah tergantung di bahu danyang dapur (tuwoh) yang terbuat dari kayu jati dengan menggunakan tali plastik warna biru.
Melihat peristiwa itu, Simin segera memanggil-manggil bibinya, Darmi (60), adik kandung korban yang tinggal di sebelah rumah korban. Selanjutnya mereka berdua mencoba menolong ibunya, Sarpi. Tetapi setelah diperiksa nadinya, ternyata ibunya itu sudah meninggal dunia.
Selanjutnya kejadian tersebut dilaporkan kepada Kepala Desa Tapelan, yang diteruskan laporan kepada Polsek Ngraho. Turut mendatangi tempat kejadian musibah, di antaranya Kapolsek Ngraho bersama 5 orang anggota Polsek Ngraho, Danramil Ngraho, Kepala Trantib Kecamatan Ngraho, Kepala Desa berikut perangkat Desa Tapelan, serta dokter dari Puskesmas Ngraho.
Kapolsek Ngraho AKP H Purwanto S SH yang datang langsung ke rumah korban, kepada beritabojonegoro.com, menjelaskan, kondisi korban dalam keadaan sakit tumor usus dan tiap hari mengeluh sakit. Diduga kuat korban mengalami putus asa karena sakit yang dialaminya tak kunjung sembuh.
Lebih lanjut AKP Purwanto mengatakan, berdasarkan visum luar yang dilakukan oleh dr Nova Setya dari Puskesmas Ngraho, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. "Keluarga korban tidak bersedia untuk dilakukan otopsi dan telah membuat pernyataan untuk tidak melakukan penuntutan. Selanjutnya korban diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan," katanya.
Pada kesempatan itu, Kapolsek Ngraho juga menuturkan, dalam bulan Maret ini sudah ada dua peristiwa gantung diri dengan korban meninggal di wilayah tugasnya. Pertama adalah seorang kakek bernama Karni (64), warga Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho, yang ditemukan meninggal gantung diri pada 10 Maret lalu. "Kedua, gantung diri yang dilakukan Sarpi (70) pagi tadi di Desa Tapelan," ucapnya.
Para korban kebanyakan tidak hanya sekali melakukan upaya percobaan bunuh diri. Untuk itu, melalui media ini AKP Purwanto berpesan kepada masyarakat yang memiliki keluarga pernah melakukan upaya percobaan bunuh diri, hendaknya jangan sampai lengah mengawasi aktivitas sehari-hari anggota keluarga tersebut. (rin/fat/tap)