Pelatihan Gelombang II BLK Bojonegoro Diikuti 96 Peserta
Selasa, 29 Maret 2016 20:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Dander - Unit Pelaksana Teknis Balai Latihan Kerja (UPT BLK) Kabupaten Bojonegoro kembali melaksanakan pelatihan berbasis kompetensi gelombang ke ll yang diikuti oleh sekitar 96 peserta dari 6 kejuruan.
Kepala UPT BLK kabupaten Bojonegoro Drs. Surini M Si mengatakan pada tahun 2016 ini UPT BLK sendiri mendapatkan jatah 71 paket kejuruan pelatihan yang harus selesai sampai akhir bulan November 2016 mendatang.
"71 paket tersebut berasal dari dana APBD Provinsi 31 paket, dan yang kedua dari Kementrian Ketenagakerjaan Pusat melalui dana alokasi khusus sebanyak 40 paket," terangnya kepada beritabojonegoro.com (BBC), Selasa (29/03).
Sebanyak 6 paket kejuruan pelatihan yang dilaksanakan pada gelombang kedua kali ini adalah: rias pengantin, teknik sablon, service HP, teknik service sepeda motor, teknik las listrik dan
komputer.
Menurut Drs Surini, antusias masyarakat dalam mengikuti pelatihan kerja sangatlah besar. Sementara setiap tahun jumlah paket yang ada tidak pasti sama dan terbatas jenisnya. Sedangkan di BLK Bojonegoro hanya ada 12 jenis kejuruan.
“Permintaan dari masyarakat semakin beragam jenisnya, karena pelatihan ini didanai oleh Provinsi, peserta tidak terbatas dari Bojonegoro saja, meskipun sebagian besar tetap masyarakat Bojonegoro,'' terang dia.
Sementara itu, sosialisasi yang dilakukan selama ini kepada masyarakat mengenai pelatihan adalah melalui sejumlah media radio, spanduk, medsos dan Web Kios 3 In One.
“Proses penerimaan peserta sendiri adalah melalui pendaftaran dan tes, selanjutnya pengumuman dan daftar ulang,'' tuturnya.
Surini menambahkan, untuk fasilitas yang diterima peserta pada tahun ini hanya pelatihan dan konsumsi. Berbeda dengan tahun sebelumnya, masing-masing peserta mendapat uang saku usai pelatihan.
Selain itu UPT BLK Bojonegoro juga mengadakan Program (MTU) mobile training unit, yaitu pelaksanaan pelatihan di kecamatan - kecamatan agar mampu menjangkau seluruh wilayah.
“Peserta sendiri kebanyakan masih muda di usia kerja, kecuali beberapa jurusan tertentu
Biasanya pengolahan hasil pertanian dan menjahit usianya lebih tua,'' pungkasnya. (pin/moha)