Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Dunia
Donor Darah Sebagai Uji Insan Sehat
Minggu, 08 Mei 2016 12:00 WIBOleh Dr Achmad Budi Karyono
Oleh Dr Achmad Budi Karyono
TANGGAL 8 Mei hari ini diperingati sebagai Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Dunia. Tanggal itu merupakan kelahiran Henry Dunant, seorang pengusaha dan aktivis sosial yang lebih sering dikenal sebagai Bapak Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Di seluruh dunia dan di Indonesia, khususnya PM dan BSM bergerak di bidang sosial kemanusiaan, antara lain membantu sesama saat terjadi bencana.
Kemanusiaan adalah ekspresi motivasinya. Kesamaan mengarahkan cara melayani masyarakat yang sangat membutuhkan, dengan menjaga kenetralan dan kemandirian setiap waktu. Gerakan dibentuk atas dasar kesukarelaan. Kesatuan dan kesemestaan menjadi jangkar aksi lokal dalam solidaritas global. Hal tersebut merupakan prinsip-prinsip dasar yang menjadi identitas Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
Namun gerakan yang lebih familier di telinga kita sehari-hari, sebagai pelaksana donor darah sampai distribusi darah. Selain sebagai kemanusiaan, donor darah merupakan salah satu uji diri seseorang sehat. Karena bila seseorang mendonorkan darah dan diterima serta ditransfusikan pada yang membutuhkan, berarti pedonornya sehat dan terbukti bebas penyakit menular, antara lain HIV/AIDS.
Donor Darah merupakan kegiatan medis mengeluarkan darah dalam jumlah tertentu, minimal 250 mili liter yang bertujuan untuk membantu sesama yang membutuhkan. Darah ditampung dalam plastic bag steril khusus, kemudian disimpan di dalam blood bank, almari pendingin, dengan suhu sekitar 4 derajat celcius. Penyimpanan ini dimaksudkan untuk meminimalisir metabolisme darah tersebut agar tidak terjadi kerusakan sel darah merah serta unsur lain dalam darah tersebut.
Kalau kita simak sekilas, donor darah insya Allah dibenarkan oleh syariah karena sesuai dengan firman Allah QS Al Maidah 2, yang artinya,“...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran....”
Darah merupakan salah satu organ tubuh yang keberadaannya sangat diperlukan kestabilannya. Salah satu fungsinya adalah sebagai media transportasi oksigen dan nutrisi ke seluruh bagian tubuh, serta mengangkut hasil metabolisme yang membahayakan tubuh untuk dibuang antara lain melalui ginjal. Banyak penyakit yang berhubungan dengan darah, namun pembahasan kali ini kita fokuskan pada donor darah.
Darah diambil dengan azas sukarela, dan penyumbangnya berharap agar diberikan dan bermanfaat bagi orang lain. Sebelum darah diambil, donor diperiksa kesehatannya yang antara lain kadar Hb-nya, apakah memenuhi syarat untuk donor darah. Selain itu identifikasi golongan darah juga mutlak diperlukan. Darah di dalam kantong masih belum aman diberikan kepada yang membutuhkan.
Kewajiban petugas Transfusi Darah untuk mengamankan dengan cara memeriksa darah dari beberapa penyakit yang ditularkan lewat darah, antara lain Malaria, Sifilis, Hepatitis B, HIV/AIDS dan Hepatitis C. Jadi semua darah yang siap diberikan kepada penderita yang membutuhkan, insya Allah sudah bebas dari penyakit Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah di atas.
Darah yang aman disimpan dalam pendingin khusus dengan batas simpan maksimal sekitar 30 hari, bila telah lewat, dikategorikan kadaluwarsa dan akan dimusnahkan. Namun sampai saat ini belum pernah ada darah kadaluwarsa, karena permintaan darah dari rumah sakit yang ada di Bojonegoro sering kurang tercukupi. Sehingga harus mendatangkan darah dari jejaring kami untuk memenuhi kebutuhan darah.
Permintaan darah harus disertai contoh darah dari penderita yang membutuhkan. Sebelum memberikan darah sesuai permintaan, darah donor dan darah penderita harus cocok, oleh karena itu dilakukan cross match. Sesama golongan darah B misalnya, apabila ditransfusikan belum tentu cocok. Tes uji cocok serasi ini diperlukan untuk menghindari reaksi transfusi yang sangat membahayakan bagi yang menerima darah. Bermacam macam unsur terkandung dalam darah, sehingga sangat dimungkinkan setiap individu mempunyai karakter berbeda.
Dari alur itulah muncul ‘harga’ darah yang sebenarnya diberikan secara cuma-cuma. Darah memang misi kemanusiaan, tetapi proses pengelolaan darah memerlukan biaya. Harga kantong darah, reagen tes bebas penyakit, reagen tes cocok serasi, penyimpanan darah dan para petugas, belum lagi kalau yang diperlukan komponen darah khusus, yang prosesnya lebih panjang lagi dan tentu mengeluarkan biaya yang lebih banyak lagi.
Yang perlu digarisbawahi dari hikmah sebagai donor darah, dirinya sehat, karena terbukti bebas dari penyakit menular yang menakutkan seperti AIDS. Oleh karena itu berbanggalah bila telah menjadi donor, dan bagi yang belum, buktikan bahwa kita sehat dengan cara menjadi donor. Karena selain sehat juga membantu kemanusiaan. Semoga kita selalu sehat. (*/tap)