Puasa Tidak Menyebabkan Gastritis
Kamis, 26 Mei 2016 10:00 WIBOleh dr Achmad Budi Karyono
Oleh dr Achmad Budi Karyono
Bagi umat Islam yang beriman, kehadiran bulan suci Ramadan merupakan anugerah yang besar dari Allah SWT sehingga mereka membuka pintu keihlasan yang lebar dan sangat bersukacita menyambut bulan yang penuh maghfirah. Dengan penuh keyakinan, mereka yang beriman menjalankan perintah puasa di bulan Ramadan ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Baqoroh ayat 183 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Mereka menyambutnya dengan mengucap marhaban ya Ramadan
Namun tidak demikian pada sebagian orang yang penuh keraguan, mereka masih menimbang nimbang, apakah dengan melaksanakan puasa, akan berpengaruh pada dirinya, terutama pada kesehatan mereka. Justru mereka yang penuh keraguan inilah biasanya terdapat jiwa yang masih perlu banyak nasihat. Hal ini akan berpengaruh pada kesehatan dirinya, termasuk juga sistem pencernaan mereka. Penyakit pencernaan yang “seakan akan” terkait dengan ibadah puasa, adalah gastritis.
Apakah gastritis?
Orang awam biasanya mengenal sakit maag atau lambung. Namun, dari istilah kedokteran, peradangan pada lapisan lambung disebut gastritis. Peradangan lambung bisa terjadi secara mendadak atau menahun. Gangguan ini adalah yang paling sering menyerang pada lambung. Gastritis memang terjadi pada lambung. Namun, perlu dibedakan dengan luka pada lambung (tukak). Gastritis dan tukak lambung gejalanya hampir sama. Namun, pada tukak lambung, terjadi komplikasi yang lebih berat lagi.
Peradangan pada lambung bisa disebabkan oleh macam-macam faktor.
Contohnya adalah rangsangan zat kimia seperti alkohol dan salisilat. Bila gastritis ini disebabkan zat kimia, gejalanya cukup jelas, yaitu muntah yang bisa disertai darah.
Gastritis yang disebabkan karena infeksi bakteri maupun virus, biasanya ditandai pula dengan adanya demam, sakit kepala, dan kejang otot.
Gastritis bisa juga disebabkan alergi terhadap makanan tertentu (ikan, coklat, dan lainnya). Zat-zat yang merusak atau korosif seperti asam atau basa kuat, sering menyebabkan gastritis. Keadaan ini banyak dialami anak-anak yang menelan zat-zat tersebut secara tidak sengaja atau pada orang yang berniat bunuh diri.
Kondisi pada gastritis ini sangat khas. Cirinya adalah kerusakan yang terjadi tak hanya pada lambung, melainkan juga pada bibir, rongga mulut, dan tenggorokan.
Untuk penyebab gastritis menahun, sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa gastritis menahun berhubungan dengan faktor ras, keturunan, kejiwaan, dan kebiasaan makan. Radang lambung ini bisa menyerang orang dewasa muda, bahkan anak-anak dan orangtua.
Gejala khas gastritis biasanya berupa hilangnya nafsu makan, sangat sering disertai rasa pedih atau kembung di ulu hati, mual, dan muntah. Gejala lainnya bisa muncul tergantung pada penyebab gastritisnya.
Untuk pencegahan gastritis, dilakukan dengan pengaturan diet, yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit tapi sering. Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan berlemak, seperti sambal, bumbu dapur, dan gorengan. Kedisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat membantu penderita gastritis.
Di samping pencegahan tadi, obat perlu diberikan juga. Obat yang digunakan adalah jenis yang menetralkan asam lambung. Kadang-kadang, pemberian obat penenang diperlukan. Karena, produksi asam lambung bisa meningkat drastis pada keadaan ketegangan jiwa.
Apakah puasa menimbulkan gastritis?
Gastritis tidaklah disebabkan oleh terlambatnya makanan yang masuk semata, tetapi lebih disebabkan oleh kondisi psikis yang memicu ‘membanjirnya’ asam lambung. Dengan kata lain kekosongan lambung saat kita menjalankan ibadah puasa, tidaklah menyebabkan gastritis.
Kalau kita cermati diatas, jelaslah bila seorang mukmin melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan, insyaAllah tidak akan terkena penyakit, khususnya gastritis ini atau semacamnya. Allah maha mengetahui atas makhluk ciptaanNya, termasuk manusia, lebih khusus lagi sampai organ tubuh manusia, baik itu anatominya, fungsi normalnya, ambang kesakitannya, kekuatan lapisannya dan sebagainya. Sehingga apapun perintah Allah kepada kita semua, tentunya tidak akan bertentangan dengan kodrat manusia sebagai ciptaanNya. Bahkan bila kita kaji lebih lanjut sesuai dengan bidang ilmunya akan kita temukan hikmah pada kita, dibalik perintah yang kita laksanakan. Hal ini sesuai dengan firman Allah, tentang dispensasi berpuasa, surat Al Baqoroh diakhir ayat 184, “Maka barang siapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari hari yang lain. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. ‘Jika kamu mengetahui’, berarti kita harus mengkaji, agar kita mengetahui hikmah puasa.
Begitu halnya dengan puasa di bulan Ramadan 1437 H ini, dipandang dari segi kesehatan, puasa tidak mengurangi keadaan kesehatan manusia, bahkan akan menambah kesehatan bagi sebagian besar kelompok orang. Banyak juga orang menjalankan puasa untuk mengoptimalkan kesehatan tubuhnya. Nah, semoga puasa yang kita laksanakan tahun ini, selain untuk ibadah kepada Allah, hikmahnya bisa meningkatkan kesehatan kita semua. Selamat menjalankan ibadah puasa, taqobbalallahu minna wa minkum. Semoga kita selalu sehat.
Ilustrasi www.uniqpost.com