Lagi, Seorang Petani Tewas Tersambar Petir di Kapas
Selasa, 17 Januari 2017 08:00 WIBOleh Rischa Novian Indriyani
Oleh Rischa Novian Indriyani
Kapas - Seorang petani bernama Moch Napsirin (37), warga Desa Bakalan RT 04 RW 01 Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro, Senin (16/01/2017) petang kemarin, ditemukan meninggal di sawah. Diduga pria ini menjadi korban sambaran petir.
Kejadian ini diketahui pertama kali oleh Kasmo, saudara kandung korban, sekitar pukul 18.30 WIB. Saat itu dia memang sengaja mencari korban Napsirin, karena hingga hari gelap tak kunjung pulang. Padahal pamitnya pergi ke sawah, dan biasanya sebelum maghrib sudah balik ke rumah.
Saat ditemukan, Napsirin sudah dalam keadaan meninggal dunia. Tubuhnya tengkurap di dekat tanggul sawah yang bersebelahan dengan sawah milik Patmo, dalam posisi membujur dengan kepala di sebelah utara.
Kontan saja kejadian ini mengagetkan Kasmo dan warga desa setempat. Segera saja dilaporkan ke Kepala Desa Bakalan Sulistiyono yang selanjutnya dilaporkan Kepolisian Sektor Kapas.
Informasi dari kepolisian, sesuai penuturan saksi, menyebutkan, sore itu sebelum turun hujan sekitar pukul 16.30 WIB, sepulang kerja dari Desa Sambiroto Kecamatan Kapas, korban Napsirin pamit pergi mengecek tanaman padinya di sawah turut Desa Bakalan. Menginjak pukul 17.00 WIB turun hujan deras disertai petir.
"Hingga pukul 18.00 WIB korban tak kunjung pulang. Ini membuat khawatir keluarganya. Akhirnya saksi Kasmo, saudara kandung korban, memutuskan mencarinya," ujar Kapolsek Kapas AKP Ngatimin.
Saksi Kasmo juga bergegas mencari korban di sawah. Saat di sawah itulah dia menemukan saudaranya, Napsirin, dalam keadaan meninggal dunia tengkurap di dekat tanggul sawah.
Begitu menerima laporan, Kapolsek Kapas AKP Ngatimin bersama Kanit Reskrim dan anggotanya mendatangi lokasi penemuan jasad korban. Tak ketinggalan turut juga dr Agus dari Puskesmas Kapas, kepala desa dan perangkat desa, serta beberapa warga desa setempat.
"Saat diperiksa diketahui tubuh korban panjang 145 centimeter, rambut hitam lurus, mengenakan pakaian kaos lengan panjang warna orange, dan celana panjang warna hitam dalam keadaan terkoyak tidak beraturan," jelas Kapolsek.
Selain itu petugas medis menemukan pada telinga kanan kiri korban mengeluarkan darah, terdapat luka lebam di perut satu titik dan hangus kehitam-hitaman, serta terdapat luka lebam di pungung kiri dua titik.
"Kalau melihat luka dan tanda-tanda di tubuh korban, kematiannya akibat terkena sambaran petir," kata dr Agus.
Setelah pihak keluarga menerima kejadian itu sebagai musibah dan bersedia membuat surat pernyataan untuk tidak dilakukan autopsi, maka jenazah korban diserahkan untuk segera dimakamkan di desa setempat. (rni/tap)