Kisah 3 Anak Yatim Piatu di Malo
Curhat ke Kapolres, Berbalas Bea Balik Nama BPKB Gratis
Kamis, 23 Februari 2017 16:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Malo - Kemarin Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu S Bintoro SH SIK MSi bersama Pejabat Utama serta Bhayangkari melaksanakan kunjungan kerja ke Polsek Malo. Di sela-sela kunjungannya, Kapolres beserta rombongan menyambangi 3 bersaudara yatim piatu di Desa Malo.
Saat di rumah 3 bersaudara yatim piatu itu, Kapolres mendapat curhatan dari salah satu saudara tertua yaitu M Ali Nudin mengenai kehidupan ketiganya. Salah satu yang diungkapkan mengenai keberadaan satu-satunya kendaraan bermotor yang mereka miliki. Diceritakan bahwa pajak kendaraan bermotor yang mereka miliki itu telah mati selama setahun, serta nama pemilik kendaraan masih menggunakan nama pemilik yang lama.
Usai mendengar curhatan tersebut, Kamis (23/02/2017) siang sekira pukul 14.00 WIB, atas perintah Kapolres Bojonegoro, Kanit Regident Polres Bojonegoro Iptu Junaedi dengan ditemani Kapolsek Malo AKP Hufron Nur Rochim SH mengantarkan satu buku BPKB atas nama M Ali Nudin, satu lembar pajak STNK dengan nomor polisi S 6645 BG atas nama M Ali Nudin, dan dua lembar plat nomor kendaraan bermotor roda dua nomor S 6645 BG yang telah dibalik nama gratis tanpa dibebankan biaya kepada M Ali Nudin.
"Selain memberikan BPKB, STNK dan plat nomor kendaraan bermotor, Kanit Regident juga membawakan satu buah kasur tidur spring bed kepada 3 bersaudara tersebut," ungkap Kapolsek Malo AKP Hufron Nur Rochim SH.
Sementara itu, Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu S Bintoro saat dimintai keterangan mengungkapkan rasa prihatinnya atas nasib ketiga orang bersudara setelah mengunjungi rumahnya. Rasa prihatin Kapolres tersebut semakin bertambah setelah mendengarkan curhatan ketiga suadara yatim piatu tersebut.
"Semoga apa yang kami sedikit berikan ini bisa meringankan beban hidup mereka," ungkap Kapolres.
Perlu diketahui bahwa ketiga bersaudara yatim piatu tersebut telah bertahun-tahun ditinggalkan oleh sanak keluarganya. Ayahnya yang bernama Roni telah meninggal terlebih dahulu karena tenggelam di Bengawan Solo dan selang 3 bulan ibunya bernama Tari meninggal dikarenakan sakit diabetes pada tahun 2004 lalu. Ketiga bersaudara tersebut semuanya masih balita saat ditinggalkan kedua orang tuanya. (her/tap)