Mbah Masripah, 25 Tahun Membuat Kue Serabi dan Berjualan di Telon Tobo
Sabtu, 01 April 2017 11:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro – Pagi-pagi enaknya menyantap serabi sambil menyesap teh atau menyeruput kopi. Kue tradisional itu tidak semua orang bisa membikin. Hanya orang-orang tertentu dengan keahlian dan ketelatenan tertentu yang bisa membuatnya.
Nah, salah satunya adalah Mbah Masripah, warga Dusun Sambong, Desa/Kecamatan Purwosari. Setiap pagi Mbah Masripah membikin dan menjual serabi di tepi jalan telon Tobo di dekat Pasar Tobo, Desa/Kecamatan Purwosari. Ia dibantu oleh anaknya, Zaenal Arifin.
Mbah Masripah mulai habis subuh membuka dagangan menjual kue serabi itu. Ia dengan cekatan menaruh adonan serabi yang terbuat dari tepung beras dan santan itu di wajan tanah di atas tungku dengan perapian arang yang menganga. Dalam hitungan tertentu, tangan Mbah Masripah lalu membalik kue serabi yang hampir matang itu. Kue serabi berbentuk bulat-bulat dan seperti ada pori-porinya itu terlihat sudah matang dan ada beberapa yang terlihat agak kosong di permukaannya. Serabi-serabi yang sudah jadi itu lalu ditaburi parutan kelapa muda. Aroma harum khas kue serabi segera mencokok hidung dan tak akan betah untuk tidak menyantapnya.
Mbah Masripah mengaku sudah lebih 25 tahun membuat dan menjual kue serabi di telon Tobo itu. Tak heran, langganannya pun sudah tidak terhitung. Dalam sehari atau terhitung sejak usai subuh sampai jam 08.00 ia bisa menjual kue serabi sampai ratusan buah.
“Biasanya saya habis 70 kilogram beras untuk membuat kue serabi itu,” ujar Mbah Masripah sambil tangannya cekat membolak-balik kue serabi di tungku.
Mbah Masripah menuturkan, ia mulai berjualan kue serabi sejak harga serabi masih Rp25 per bungkus. Sekarang harga kue serabi Rp1.500 per bungkus. Berkat berjualan kue serabi itu pula Mbah Masripah bisa menyekolahkan kedua anaknya hingga ke jenjang SMA.
Memang tidak semua orang bisa membuat kue serabi ini. Sebab, adonan kue serabi dan cara memasaknya harus pas. Kalau tidak maka kue serabi akan gosong atau tidak jadi karena terlalu lembek. “Ya membikin kue serabi ini dengan hati,” ungkap Mbah Masripah. (her/kik)