Sri Anah, Si Pencari Air
Kalau Tak Bawa Air, Saya Tak Akan Pulang
Senin, 28 September 2015 20:00 WIBOleh Ahmad Bukhori
Oleh Ahmad Bukhori
Sumberrejo - Siang itu matahari sangat terik. Tapi tak menyurutkan langkah warga di Desa Deru, Kecamatan Sumberrejo, untuk mencari air. Mereka rela berpanas-panas dan berpeluh demi beberapa jerigen air untuk minum dan masak. Begitulah suasana yang biasa ditemui saat kemarau di Desa Deru mulai pagi, siang dan sore hari.
Di sebelah barat Balai Desa Deru ada pemandangan berbeda. Dari jauh tampak berkerumun sejumlah warga. Setelah didekati ternyata mereka sedang menunggu giliran menimba air dari sebuah sumur. Letupan canda dan tawa mengiringi antrian mereka. Kebanyakan dari mereka adalah kaum ibu.
Salah satu dari mereka adalah Sri Anah (46), warga Dusun Karangdowo yang setiap hari ikut antri menimba air sumur itu. Saat ditemui beritabojonegoro.com, ibu ini sedang menuntun sepeda anginnya. Di kanan-kiri boncengan belakang tergantung dua jerigen air kapasitas 30 liter. Sedangkan di keranjang depan sepeda memuat jerigen kapasitas 10 liter.
Dia rupanya hendak ikut mengambil air untuk kebutuhan minum dan masak. Sri Anah sadar bahwa untuk mendapat air dirinya harus antri dan berbagi dengan warga lainnya. Dia pun lapang dada menunggu puluhan warga gantian menimba air.
“Saya akan tetap bersabar demi mendapatkan air. Saya tetap menunggu meski puluhan warga sini mengantri. Saya tidak akan pulang sebelum mendapatkan air,” ujarnya dengan nada mantap, Senin (28/09).
Menurut warga lain yang sedang antri, sumur yang ditimba airnya itu tergolong sumur tua. Warga sekitar menamakannya sumur tengah. Kenapa demikian? Tidak lain karena sumur tua itu berada di tengah-tengah wilayah desa.
Dati (54), warga setempat, menuturkan, setiap pagi, siang dan sore warga berbondong-bondong mengambil air dari sumur tengah itu. Saat ini sumur tengah menjadi tumpuan warga dalam mencukupi kebutuhan air bersih. Kondisi airnya tidak pernah kering. Selain itu juga jernih. Oleh warga hanya dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan air minum dan masak saja.
“Untuk keperluan mandi dan cuci warga disediakan sumur lain. Jaraknya sekitar 100 meter dari sumur tengah. Setiap pagi dan sore warga setempat, bahkan dari lain desa, berdatangan untuk mengambil air ke sini," tuturnya. (ori/tap)
*) Foto sri anah dengan sepedanya