Kapolsek Gayam Berinisiatif Amankan Dulu, Warga Gayam Diduga Pelaku Hate Speech
Rabu, 28 Juni 2017 17:00 WIBOleh imam Nurcahyo
Oleh imam Nurcahyo
Bojonegoro Kota - Sebagaimana diberitakan sebelumnya, jajaran Sat Reskrim Polres Metro Bekasi pada Rabu (28/06/2017), sekira pukul 01.00 WIB dini hari tadi telah menjemput dan mengamankan BI (24) warga Desa Bonorejo Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro, yang diduga telah melakukan tindak pidana hate speech atau penghinaan dan menyebarkan rasa kebencian melalui media sosial Facebook, terhadap warga Kota Bekasi.
Kapolsek Gayam, AKP Wiwin Rusli SH, kepada media ini mengungkapkan bahwa sebelum ada laporan tertulis dan permintaan dari jajaran Sat Reskrim Polres Metro Bekasi, dirinya telah berinisiatif mengamankan BI (24) warga Desa Bonorejo Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro tersebut, yang diduga telah melakukan tindak pidana hate speech tersebut. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mencegah BI melarikan diri.
“Selain itu, sekaligus guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang kemungkinan dapat menimpa pada pelaku,” terang Kapolsek.
Baca: Polres Metro Bekasi Jemput Warga Bojonegoro Diduga Pelaku Hate Speech
Baca Juga: Inilah Kronologi Penangkapan Warga Gayam, Diduga Pelaku Hate Speech
Kapolsek menambahkan, bahwa setelah tim Cyber Troopers Polres Bojonegoro pada Selasa (27/06/17) pagi mendapati postingan di Facebook, yang berisikan penghinaan dan menyebarkan rasa kebencian tersebut serta setelah diketahui bahwa pemilik akun tersebut adalah warga Desa Bonorejo Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro, pihaknya langsung melakukan penyelidikan ke rumah pelaku BI.
Setelah diketahui BI sedang berada di rumahnya, selanjutnya pada Selasa (27/06/17) sekira pukul 10.00 WIB pagi, Kapolsek Gayam bersama anggota segera mengamankan pelaku ke Mapolsek Gayam.
“Setelah kami amankan, barulah kami berkoordinasi dengan Sat Reskrim Polres Bojonegoro dan selanjutnya Sat Reskrim Polres Bojonegoro berkoordinasi dengan jajaran Sat Reskrim Polres Metro Bekasi.” terang AKP Wiwin Rusli SH.
Masih menurut Kapolsek, meskipun belum ada laporan tertulis maupun permintaan dari jajaran Sat Reskrim Polres Metro Bekasi, pihaknya menganggap bahwa postingan yang dilakukan oleh pelaku di Facebook tersebut, telah memenuhi unsur melanggar Pasal 45 Ayat (3) Undang-undang Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi Elektonik.
“Cepat atau lambat, kami duga pasti akan ada laporan tertulis, mengingat komentar warga Bekasi yang merasa tersinggung, menuntut agar pelaku ditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” imbuh Kapolsek.
Dan dugaan Kapolsek Gayam tersebut tidak lama berselang telah terbukti, bahwa pada Selasa (27/06/17) sekira pukul 13.00 WIB siang, seorang warga Kota Bekasi, Suherman Haramaen (44), alamat Kampung Pengarengan RT 013 RW 006 Desa Sukadaya Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi, melaporkan BI ke Pores Metro Bekasi, sesuai Laporan Polisi Nomor LP/608A/375-SPKT/K/VI/2017/SPKT/Restro Bekasi, tertanggal 27 Juni 2017, atas dugaan pidana penghinaan dan menyebarkan rasa kebencian melalui media sosial.
Selanjutnya, setelah diketahui adanya laporan tertulis tersebut, Kapolsek secara intens berkoordinasi dengan Sat Reskrim Polres Bojonegoro dan didapati informasi bahwa anggota jajaran Sat Reskrim Polres Metro Bekasi akan menjemput pelaku ke Bojonegoro.
“Guna mempercepat proses penyerahan pelaku, sekira pukul 22.00 WIB, pelaku kami bawa ke Mapolres Bojonegoro,” ucap Kapolsek.
Dan pada Rabu (28/06/2017) sekira pukul 00.00 WIB, 3 (tiga) orang anggota dari Sat Reskrim Polres Metro Bekasi yang dipimpin oleh Aiptu Teguh tiba di Mapolres Bojonegoro. Selanjutnya pelaku diserahkan dan langsung dibawa petugas ke Polres Bekasi, guna menjalani proses hukum lebih lanjut.
Saat ini, pelaku telah diamankan di Polres Metro Bekasi guna menjalani proses hukum lebih lanjut. Atas perbuatannya, pelaku disangka telah melanggar Pasal 45 Ayat (3) Undang-undang Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi Elektonik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan atau denda paling banyak Rp 750 juta. (inc/imm)