Pesan Penting Untuk Jamaah Haji Bojonegoro
Sabtu, 29 Juli 2017 08:00 WIBOleh Drs H Sholikin Jamik SH MHes *)
*Oleh Drs H Sholikin Jamik SH MHes
MARI kita panjatkan puji kepada Allah, yang telah melimpahkan taufik kepada kita sekalian untuk dapat menunaikan ibadah haji dan ziarah ke Masjid Al-Haram, semoga Allah menerima kebaikan amal kita semua dan membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda.
Sebagaimana kita ketahui jamaah haji kabupaten Bojonegoro Inshaa Allah berangkat dari Bojonegoro pada Senin, (31/072017) yang tergabung dalam gelombang pertama kloter 13,14 dan 15,
Segala persiapan fisik sudah kita usahakan tapi yang paling penting justru persiapan mental dan spiritual, untuk itu perlu kami sampaikan pesan penting bagi jamaah haji dengan harapan agar ibadah haji kita diterima oleh Allah sebagai haji yang mabrur dan usaha yang terpuji.
1) Para jamaah haji, ingatlah, bahwa kita sekalian sedang dalam perjalanan yang penuh berkah, perjalanan menuju Ilahi dengan berpijakan tauhid dan ikhlas kepada-Nya, serta memenuhi seruan-Nya dan ta’at akan perintah-Nya. Karena tiada amal yang paling besar pahalanya selain amal-amal yang dilaksanakan atas dasar tersebut. Dan haji yang mabrur balasannya adalah surga.
2) Waspadalah kita sekalian dari tipudaya syetan, karena ia adalah musuh yang selalu mengintai kita. Maka dari itu hendaknya kita saling mencintai dalam naungan rahmat Ilahi dan menghindari pertikaian dan kedurhakaan kepada-Nya. Ingatlah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda:
“Tiadalah sempurna iman seseorang diantara kamu, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.” (HR Al-Bukhari)
3 ) Bertanyalah kepada orang-orang yang berilmu tentang masalah-masalah agama dan ibadah haji yang kurang jelas bagi anda, sehingga anda mengerti, karena Allah berfirman:
“Maka bertanyalah kamu kepada orang yang berpengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS An-Nahl: 43)
Dan Rasul-pun bersabda:
“Barangsiapa yang dikehendaki Allah untuk dikaruniai kebaikan, maka Ia niscaya memberinya kefahaman agama.” (HR Bukhari dan Muslim)
4) Ketahuilah, bahwa Allah telah menetapkan kepada kita beberapa kewajiban dan menganjurkan kita untuk melakukan amalan-amalan yang sunnah. Akan tetapi tidaklah diterima amalan-amalan yang sunnah ini apabila amalan-amalan yang wajib tadi disia-siakan.
Hal ini sering kurang disadari oleh sebagian jama’ah haji, sehingga terjadilah perbuatan yang mengganggu dan menyakiti sesama mu’min.
Sebagai contoh, ketika mereka berusaha untuk mencium Hajar Aswad, ketika melakukan Raml (berlari kecil pada tiga putaran) dalam Thawaf Qudum, ketika shalat dibelakang Maqam Ibrahim dan ketika minum air Zamzam.
Amalan-amalan tersebut hukumnya hanyalah sunnah, sedangkan mengganggu dan menyakiti sesama mu’min adalah haram. Patutkah kita mengerjakan suatu perbuatan yang haram hanya semata-mata untuk menggapai amalan yang sunnah?
Maka dari itu hindarilah perbuatan yang dapat mengganggu dan menyakiti satu sama lain, mudah-mudahan dengan demikian Allah memberikan pahala yang berlipat-ganda bagi kita sekalian.
5) Tak layak bagi seorang muslim melakukan shalat disamping wanita atau dibelakangnya, baik di Masjidil Haram ataupun ditempat lain dengan sebab apapun, selama dia dapat menghindari hal itu. Dan bagi wanita hendaklah melakukan shalat dibelakang kaum pria. Pintu-pintu dan jalan masuk ke Masjidil Haram adalah tempat lewat/lalu lalang, yang tidak boleh ditutup dengan melakukan shalat ditempat tersebut walaupun untuk mengejar shalat berjamaah.
6 ) Mencium Hajar Aswad hukumnya sunnah, sedangkan menghormati sesama muslim adalah wajib. Maka janganlah menghilangkan yang wajib hanya semata-mata untuk mengerjakan yang sunnah. Dan dikala penuh sesak cukuplah kita berisyarat (dengan mengangkat tangan) kearah Hajar Aswad sambil bertakbir, dan terus berlalu bersama orang-orang yang melakukan thawaf.
7) Seusai melakukan thawaf janganlah keluar dengan menerobos barisan tersebut sehingga kita dapat keluar dari tempat thawaf dengan tenang.
Akhirnya, Mari seluruh jamaah haji khususnya jamaah haji Bojonegoro agar selalu berpegang teguh dengan Al-Qur’an Sunnah:
“Dan taatlah kamu sekalian kepada Allah dan Rasul-Nya, supaya kamu dikaruniai rahmat.” (Al-Imran: 132) (*/imm)
*Penulis, Ketua KBIH Masyarakat Madani Bojonegoro.