Seorang Kakek Meninggal Dunia Saat Toton Tayub di Acara Sedekah Bumi
Senin, 30 Oktober 2017 18:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro (Kanor) - Bani (70), warga Dusun Pohkuwong Desa Sumberharjo RT 025 RW 007 Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro, pada Senin (30/10/2017) sekira pukul 14.25 WIB siang tadi, ditemukan meninggal dunia di area punden turut Dusun Soko Desa Bungur Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. Korban saat itu sedang menonton pagelaran tayub dalam rangka sedekah bumi punden desa tersebut.
Diduga penyebab kematian korban karena penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) yang telah lama diderita oleh korban kambuh.
Menurut keterangan Kapolsek Kanor, AKP Imam Khanafi SH, yang dikutip dari keterangan para saksi, bahwa kronologi peristiwa tersebut bermula pada Senin (30/10/2017), sekira pukul 14.00 WIB, saksi Trisno (40) warga Desa Tambahrejo Kecamatan Kanor, Yusuf (47) dan Ratno (45) keduanya warga Desa Bungur Kecamatan Kanor, melihat korban datang ke lokasi sedekah bumi di Dusun Soko Desa Bungur Kecamatan Kanor dan langsung duduk untuk melihat pagelaran seni Tayub.
“Korban duduk dengan posisi menghadap ke timur sambil tangannya bersendekap.” terang Kapolsek sebagaimana dikutip dari keterangan para saksi.
Kemudian, sekira pukul 14.15 WIB para saksi melihat korban jatuh dari tempat duduknya dengan posisi tertelungkup, yang selanjutnya para saksi segera mendekati untuk menolong dan membantu membangunkan korban. Akan tetapi ternyata korban tetap dalam keadaan diam, sehingga kepala setempat segera memanggil bidan desa setempat, untuk mengecek kondisi korban.
“Setelah diperiksa, ternyata korban telah meninggal dunia,” lanjut Kapolsek.
Mengetahui kejadian tersebut, lanjut Kapolsek, kepala desa setempat segera melaporkan ke Polsek Kanor dan selanjutnya korban dibawa ke Puskemas Kanor untuk dilaksanakan visum serta proses penyelidikan lebih lanjut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan luar yang dilaksanakan oleh dokter Bram Natanail dari Puskesmas Kanor, tidak diketemukan adanya tanda tanda yang mencurigakan.
“Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban,” terang Kapolsek.
Sementara dari hasil identifikasi diketahui ciri-ciri mayat, jenis kelamin laki-laki, panjang mayat 162 sentimeter, rambut tipis beruban, korban mengenakan baju lengan pendek, motif kotak-kotak warna coklat putih, mengenakan celana panjang warna biru tua dan kopiah hitam.
“Korban membawa uant tunai sebesar Rp 2.770.000 dan mengenakan jam tangan merk Seiko,” lanjut Kapolsek
Sementara berdasarkan keterangan anak kandung korban, Sukijan (48), korban memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi).
“Diduga penyebab kematian korban akibat penyakit tekanan darah tingginya kambuh,” jelas Kapolsek.
Atas terjadinya peristiwa tersebut, ahli waris korban menerima sebagai musibah dan meminta untuk tidak dilakukan otopsi, yang dinyatakan dengan membuat surat pernyataan. Selanjutnya setelah dibuatkan berita-acara, jenazah korban diserahkan kepada keluarganya untuk proses pemakaman. (red/imm)