Kapolres Bojonegoro dan Ketua MUI, Deklarasi Anti Radikalisme dan Intoleransi
Kamis, 02 November 2017 10:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro Kota - Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu S Bintoro SH SIK MSi dan Ketua MUI, Prof Dr KH Maruf Amin, beserta sejumlah tokoh, saat menghadiri Seminar Nasional dengan tema “Arus Baru Ekonomi Indonesia" di Islamic Center Bojonegoro, pada Rabu (01/11/2017) siang, lakukan penanda-tanganan dan deklarasi kebangsaan melawan radikalisme dan intoleransi.
Seminar tersebut diikuti oleh mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Sunan Giri, dan Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) Bojonegoro.
Disela sela penandatanganan, kepada awak media ini Kapolres Bojonegoro sempat berbincang bincang dan menyampaikan bahwa, apa yang dilakukan oleh dua kampus tersebut perlu dijadikan contoh buat yang lain. Meskipun saat ini situasi kamtibmas di Kabupaten Bojonegoro masih sangat kondusif, namun menurut beliau kewaspadaan masuknya paham radikalisme perlu diantisipasi.
"Kegiatan ini untuk membentengi generasi muda dari paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila. Melawan radilalisme kita tidak boleh lengah, harus tetap waspada," ungkap Kapolres.
Setelah pelaksanaan penandatanganan dan deklarasi kebangsaan melawan radikalisme dan intoleransi, dilanjutkan dengan seminar Nasional dengan tema "Arus Baru Ekonomi Indonesia" dengan narasumber Ketua MUI, Prof Dr KH Maruf Amin yang menyampaikan bahwa, pentingnya mewaspadai dan menangkal radikalisme. Karena menurut KH Maruf Amin, ada kelompok radikal yang ingin mengubah dasar Negara.
Disampaikan oleh KH Maruf Amin, intoleran adalah kelompok yang tidak bisa menerima perbedaan, ada kelompok - kelompok yang fanatik, tidak sepaham dianggap kafir, dan kelompok itu menurutnya berbahaya sekali karena bisa merusak keutuhan bangsa.
"Persoalan agama sudah selesai, tidak saling bertentangan antara Pancasila dan Islam, sehingga tidak perlu dipermasalahkan lagi. Indonesia bukan negara Islam, negara ini adalah negara Bhineka Tunggal Ika," kata KH Maruf Amin.
Terkait dengan perkembangan ekonomi indonesia, menurut KH Maruf Amin, sekarang ini terjadi kesenjangan ekonomi kuat dan ekonomi lemah. Bahkan kesenjangan umat ini juga menjadi kepedulian Presiden.
Ketua MUI, menyatakan bahwa, kesenjangan ekonomi itu sudah ada sejak lama dan lembaganya berkomitmen untuk mengatasi kesenjangan ekonomi melalui kerja sama dengan berbagai pihak.
"Untuk menghilangkan kesenjangan harus ada perubahan besar yaitu melalui arus baru ekonomi indonesia, dan arahnya pemberdayaan umat. Kalau umatnya kuat bangsanya kuat begitu sebaliknya," terang KH Maruf Amin. (red/imm)