Wulandari, Sinden Idol 2018 Asal Kradenan Blora
Rabu, 09 Mei 2018 08:00 WIBOleh Priyo Spd
Oleh Priyo Spd
Blora - Potensi seni dan budaya di Kabupaten Blora terus mengalami kemajuan dan regenerasi yang tidak ada habisnya. Tidak hanya seni barongan, tayub dan pedalangan saja yang berhasil mengharumkan nama Blora, seni tarik suara khas jawa yang dikenal sinden juga kerap membuat nama Blora naik daun.
Terbukti, Minggu (06/05/2018) lalu, salah satu sinden berbakat asal Desa Sambonganyar Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, berhasil menjuarai ajang Sinden Idol IV 2018 di Kampung Budaya, Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Ia adalah Wulandari (25), perempuan yang sudah 12 tahun berkecimpung di dunia sinden ini berhasil meraih juara kedua di ajang tersebut. Dirinya berada di urutan kedua, mengalahkan puluhan peserta lainnya yang berasal dari berbagai daerah se Pulau Jawa, mulai Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY hingga Jakarta.
Saat ditemui beritabojonegoro.com Selasa (08/05/2018), ia mengaku hanya kalah dengan Linda Ningsih, peserta asal Cilacap yang dinilainya memiliki kemampuan bagus. Juara kedua dirinya dan juara ketiga Wahyu dari Jakarta.
“Alhamdulillah, meraih juara dua ini saja sudah diluar dugaan. Nggak nyangka, karena semua pesertanya mempunyai bakat yang luar biasa,” ucapnya.
Menurutnya, selama perhelatan ajang Sinden Idol yang dilaksanakan di Unnes Semarang hingga keempat kalinya ini, baru kali ini ia mengikutinya dan berhasil meraih juara kedua. Menduduki juara kedua, ia menerima piagam penghargaan dan uang pembinaan sebesar Rp 15 juta.
“Dalam babak grand final yang diikuti sepuluh pesinden kemarin, saya menyanyikan dua tembang. Yakni tembang wajib Pangkur Laras Slendro Pathet Songo dan tembang pilihan Langgam Roning Turi,” lanjut Wulandari.
Bertindak sebagai juri dalam babak grand final tersebut adalah Widodo Brotosejati (dosen Sendratasik Unnes), Suyoto (ISI Surakarta), Sutarmi (empu sinden Semarang), Bambang Supriyono (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng) dan juri kehormatan Sri Puryono (Sekda Provinsi Jawa Tengah).
“Sempat ndredeg, tapi alhamdulillah lancar dan bisa memberikan yang terbaik untuk Kabupaten Blora,” ujar perempuan yang akrab dipanggil Wulan ini.
Ia menuturkan, semua kompetitornya dalam ajang tersebut merupakan jebolan sekolah kesenian. Hanya dirinya saja yang berprofesi sinden secara otodidak, tanpa mengenyam pendidikan atau sekolah kesenian. Namun sejak kelas satu SMP dirinya sudah mulai berlatih nyinden karena lingkungan keluarganya memang pelaku seni.
“Bapak saya pengrawit dan sejak SMP diajari nyanyi tembang jawa oleh kakak saya yang juga seorang panjak kendang,” ungkap Wulan.
Hingga kini sudah puluhan dalang ia ikuti untuk manggung di berbagai kota. Tidak hanya di wilayah Kabupaten Blora saja, namun juga lintas Jawa Tengah - Jawa Timur. (teg/imm)