Harga Kedelai Impor Naik, Pengusaha Tahu di Bojonegoro Kelimpungan
Rabu, 16 Mei 2018 10:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro – Pengusaha tahu di Bojonegoro kelimpungan. Pasalnya, sejak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar membuat harga bahan baku kedelai melonjak. Kedelai yang dibuat untuk produksi tahu selama ini mengimpor dari luar negeri. Dampaknya, pengusaha tahu terpaksa menurunkan produksi tahu hingga 50 persen dari sebelumnya.
Saat ini harga kedelai mulai merangkak naik. Sejak sepekan ini harga kedelai naik hingga Rp 1000 per kilogram dari sebelumnya Rp6.500 per kilogram menjadi Rp 7.500 per kg.
Akibat melambungnya harga bahan baku kedelai tersebut, pengusaha tahu di Kelurahan Ledok Kulon Kulon, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, terpaksa menurunkan produksi tahu. Biasanya dalam sehari bisa memproduksi tahu dengan bahan kedelai sebanyak 2 kuintal, namun kini tinggal 1 kuintal per hari.
Menurut Supriyanto, pengusaha tahu di Kelurahan Ledok Kulon, pengusaha tahu bergantung dari bahan baku kedelai yang selama ini impor dari Amerika Serikat. Ketika rupiah melemah, kata dia, imbasnya harga bahan impor seperti kedelai secara otomatis harganya terkerek naik.
“Kenaikan harga bahan baku kedelai ini sangat merugikan pengusaha tahu,” ujarnya, Rabu (16/05/2018).
Hal senada diungkapkan Hariono, salah satu pengusaha tahu di Kelurahan Ledok Wetan. Ia juga menyampaikan menguatnya nilai kurs dolar sangat mempengaruhi produksi tahu.
Para pengusaha tahu berharap ada solusi terhadap naiknya kedelai di Indonesia sehingga para pengusaha tahu bisa bernafas lega dan kembali berusaha menekuni usahanya membuat tahu. (mol/kik)