Minimalisir Potensi Kebakaran Hutan, Perhutani Blora Gunakan Aplikasi Android
Jumat, 13 Juli 2018 15:00 WIBOleh Priyo Spd
Oleh Priyo Spd
Blora - Sejumlah upaya dilakukan guna meminimalisir potensi terjadi kebakaran hutan jati di kawasan Kabupaten Blora. Selain melakukan patroli rutin di wilayah hutan, pemantauan titik panas di kawasan hutan yang berpotensi menimbulkan kebakaran juga dilakukan dengan memakai aplikasi yang tersedia di android untuk memudahkan deteksi dini bilamana terjadi adanya potensi kebakaran hutan.
Administratur Perhutani KPH Cepu, Agus Yulianto, mengatakan, aplikasi yang diluncurkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan beberapa tahun lalu tersebut juga mulai digunakan di Blora.
“Dengan dibantu alat tersebut kami tetap melakukan patroli rutin di wilayah hutan,” jelas Agus Yulianto Jumat (13/07/2018).
Dia mengungkapkan, jajaran pegawai Perhutani telah diminta mendownload aplikasi gratis tersebut. Dia mengakui, penerapan aplikasi itu di wilayah Perhutani Cepu tergolong baru. Oleh karena itu, kata Agus Yulianto, pihaknya perlu melakukan sosialisasi sekaligus menjelaskan cara kerja aplikasi tersebut kepada para pegawai Perhutani Cepu.
“Kami sudah sosialisasikan dan mempraktikan cara kerja aplikasi pemantauan kebakaran hutan itu kepada para pegawai Perhutani,’’ ujarnya.
Selain mudah dalam pengoperasiannya, dengan tersedianya aplikasi di setiap handphone android pegawai Perhutani, kata Agus Yulianto, penangangan kebakaran di kawasan hutan akan lebih cepat.
“Begitu muncul pemberitahaun adanya titik panas yang berpotensi menimbulkan kebakaran di kawasan hutan, petugas kami akan langsung menuju lokasi titik panas tersebut untuk melakukan penangangan lebih lanjut,’’ katanya.
Agus Yulianto menjelaskan, potensi terjadinya kebakaran di kawasan hutan saat musim kemarau cukup besar. Pihaknya pun melakukan antisipasi dengan menyiagakan satuan tugas (satgas) pemadaman kebakaran dan seluruh personel Perhutani masuk dalam satgas tersebut.
“Mulai dari administratur, asper, staf biasa hingga polisi hutan masuk dalam satgas tersebut. Kami melibatkan pula lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) dalam pengamanan kawasan hutan termasuk pengamanan dari bahaya terjadinya kebakaran,’’ ungkapnya.
Satgas itupun rutin melakukan patroli menyisir kawasan hutan. Selain dibekali aplikasi android pemantauan titik panas, pihaknya juga menyiapkan mobil tangki pemadam kebakaran yang dimiliki Perhutani.
Agus Yulianto menyebutkan hingga saat ini belum terjadi kebarakan hutan di wilayah Perhutani Cepu. Hanya saja kebakaran semak belukar, rerumputan dan daun-daun kering yang berada di bawah tegakan pohon jati.
“Itu rata-rata terjadi di wilayah hutan yang dilewati kendaraan dan masyarakat seperti di jalur lalulintas Blora-Cepu. Bisa jadi ada seseorang yang membuang puntung rokok sembarangan sehingga api membakar dedaunan kering dan merembet ke sekitar tempat itu,’’ ujarnya.
Untuk mengantisipasi kebakaran hutan di wilayah jalan, setiap hari pihaknya melakukan patroli secara bergantian dengan di bantu pihak LMDH. (teg/imm)