Terendam Banjir Bengawan Solo, Ribuan Hektare Tanaman Padi Petani di Tuban Membusuk
Rabu, 13 Maret 2019 13:00 WIBOleh Acmad Junaidi Editor Imam Nurcahyo
Tuban - Akibat luapan banjir sungai Bengawan Solo yang melanda beberapa Kecamatan di Kabupaten Tuban pada Kamis, (07/032019) hingga Senin, (11/03/2019) lalu, mengakibatkan ribuan hektare tanaman padi milik petani di wilayah tersebut terendam luapan banjir tersebut, sehingga membusuk dan mereka gagal panen.
Hal tersebut di ungkapkan Sumani (56), salah satu petani asal Desa Kanorejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban, tanaman padi miliknya kurang lebih seluas 1,5 hektare yang diperkirakan 20 hari ke depan akan panen, membusuk, karena terendam banjir.
“Tidak bisa dipanen, padinya sudah busuk karena kebanjiran,” tutur Sumani, saat ditemui awak media ini di sawahnya. Selasa (13/03/2019) siang.
Sumani (56), petani asal Desa Kanorejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban, yang tanaman padi miliknya membusuk, karena terendam banjir. Rabu (13/03/2019)
Hal senada juga disampaikan Kastur (61), warga Desa Tambakrejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban, akibat luapan banjir sungai Bengawan Solo beberapa hari lalu, tanaman padi miliknya seluas 2,5 hektare, yang diperkirakan akan panen sekitar 2 minggu lagi, juga mengalami pembusukan.
Untuk itu dirinya berharap agar pemerintah dapat membantu meringankan beban petani, yang terdampak banjir sungai Bengawan Solo tersebut.
“Kami berharap agar pemerintah dapat memberikan bantuan berupa benih, agar kami dapat kembali melakukan penanaman,” tuturnya berharap.
Kastur (61), warga Desa Tambakrejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban, yang tanaman padi miliknya membusuk, karena terendam banjir. Rabu (13/03/2019)
Secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban, Murtadji mengatakan bahwa, akibat curah hujan tinggi dan luapan sungai Bengawan Solo beberapa hari lalu, merendam kurang lebih seluas 1.036 hektare lahan persawahan warga, di 10 kecamatan di Kabupaten Tuban.
Dari seluruh kecamatan tersebut, yang mengalami dampak terparah adalah Kecamatan Rengel, yakni mencapai 430 hektare.
“Yang mengalami dampak paling parah itu Kecamatan Rengel,” saat dikonfirmasi awak media ini di kantornya, Rabu (13/03/2019).
Pihaknya menghimbau agar masyarakan mengikuti perkembangan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Kematologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban. Selain itu pihaknya juga berharap agar para petani ikut Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), agar jika terjadi bencana alam seperti banjir, kerugian yang dialami petani tidak terlalu berat, karena dapat di klaim pada pihak asuransi.
“Kami harapkan seluruh petani padi di Bumi Wali ini ikut asuransi, agar ketika ada bencana atau gagal panen dapat diklaim,” pungkasnya. (jun/imm)