Kisah Edi Sunaryo, Wirausaha Asal Dander
Jual Kacang dan Jagung Godok, Semalam Untung 300 Ribu
Minggu, 01 November 2015 19:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
Kota - Banyak orang sukses yang berlatarbelakang dari keluarga berekonomi serba kekurangan. Keterdesakan ekonomi kadangkala memicu semangat untuk berwirausaha. Awalnya memang hanya mencari tambahan penghasilan, karena kebutuhan keluarga tiada habis dan cenderung meningkat. Namun, setelah ditekuni lama-lama mendatangkan keuntungan berlebih.
Penjual kacang dan jagung godok (rebus), M Edi Sunaryo (35), misalnya. Pria yang biasa dipanggil Edi itu mengaku sudah 5 tahun menggeluti usaha dagang aneka godogan. Awalnya, hanya ingin mencari penghasilan tambahan. Sebab, penghasilan utamanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
"Dulu, sebelum saya usaha aneka godogan ini, bingung mau cari tambahan dari mana. Karena penghasilan saya sebagai tukang parkir di depan Rumah Sakit Aisyiyah masih kecil," tutur lelaki asal Desa Sumberagung, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, itu.
Akhirnya setelah dipikir-pikir, muncullah ide untuk membuka usaha menjual kacang, jagung dan kedelai godok dengan gerobak dorong. Sejak awal usaha, hingga kini gerobaknya setia mangkal tiap malam di depan RS Aisyiyah, selatan Alun-Alun Bojonegoro.
"Pertimbanganya, sangat sederhana. Saya lihat di rumah sakit itu tempat keluar masuk orang. Banyak keluarga pasien menunggu ataupun menjenguk saudaranya yang sakit. Makanya saya pilih jualan di lokasi ini. Pembelinya jelas," ujarnya kepada beritabojonegoro.com, yang Minggu (1/11) malam itu coba mampir membeli beberapa tangkup pisang dan kacang godok.
Edi menjelaskan, tiap hari usahanya bisa menghabiskan kacang tanah 20 kilogram, dan jagung 150 tongkol. Kacang tanah mentah jenis super dibelinya Rp 10 ribu per kilogram, setelah matang dijualnya Rp 20 ribu per kilogram.
Sedangkan jagung, per tongkol mentah dibelinya Rp 1.000, setelah matang dijualnya Rp 2.000 per tongkol.
"Keuntungan saya untung kacang tanah ya sekitar Rp 10 ribu lah, kalau jagung saya hanya ambil untung Rp 1.000 per tongkol. Itu masih kotor Mas, karena masih dikurangi biaya gas elpiji, air dan lainnya. Tapi, ya lumayanlah, Mas," terangnya dengan malu-malu.
Ketika ditanya, ini kok ada pisang dan kedelai godok juga? Dia menyebut, untuk kedelai dan pisang itu hanya selingan. Kadang-kadang juga bawa kalau pas musim panen, khususnya kedelai. Kalau pisang bawanya juga tidak banyak.
"Seikat kedelai dan dua biji pisang godog ini saya jual Rp 2.000. Lumayan, pisang godok itu biasanya dicari para pasien yang sakit gula atau diabet," ucap Edi.
Saat disinggung, berapa hasil keuntungan yang bisa dibawa pulang semalam? Dengan sedikit tersipu dia menyebut angka Rp 300 ribu. Ketika BBC coba menghitung, berarti kalau ditotal dalam sebulan bisa mendapat penghasilan sekitar Rp 6 juta? Diapun mengangguk pelan sambil tersenyum.
"Alhamdulillah, Mas, melebihi penghasilan tukang parkir he..he...Dulu awal-awal usaha saya sering merugi, Mas. Setelah berjalan 2 tahun dagangan saya mulai laris. Berapapun yang saya bawa, dalam semalam pasti habis. Tapi untuk kacang tanah ada masa sepi pembeli, biasanya di bulan November, karena kacang tanah mulai panen," pungkasnya. (mol/tap)
*) Foto penjual kacang dan jagung godok