Pegunungan Pegat, Bak Perawan Molek yang Kini Terenggut
Rabu, 04 November 2015 07:00 WIBOleh Khoirul Anam
Oleh Khoirul Anam
Baureno – Gugusan pegunungan Pegat di wilayah Kecamatan Baureno yang dulu terlihat indah dan menjulang tinggi itu kini tinggal kenangan. Sumber daya alam seperti bebatuan kapur di pegunungan Pegat itu kini terus dikeruk oleh PT Wira Bhumi Sejati, perusahaan tambang yang mendapatkan hak izin dari Pemprov Jatim, di kawasan itu.
Keindahan pegunungan Pegat kini tinggal menyisakan tebing-tebing yang menganga. Seperti seorang gadis yang sudah direnggut keperawanannya, pegunungan Pegat itu kini telah direnggut sumber daya alam yang dikandungnya seperti bebatuan kapur dan ekosistem yang tak ternilai harganya.
Tebing bekas pengerukan bebatuan kapur itu kini banyak dibiarkan begitu saja. Tebing-tebing itu membentuk cekungan dan celah-celah lebar. Pada akhirnya, keindahan pegunungan Pegat yang membentang di wilayah Baureno itu sudah hilang. Kerusakan pegunungan Pegat itu juga rawan menimbulkan longsor dan banjir.
Menurut Bukhori, 35, warga Baureno, kerusakan pegunungan Pegat di wilayah Baureno itu sudah cukup parah dan mengkhawatirkan. “Bila bebatuan di pegunungan Pegat itu terus diambil dan dikeruk, dampaknya nanti pasti terjadi kerusakan ekosistem. Bisa menyebabkan terjadinya longsor dan banjir,” ujarnya.
Kegiatan pengerukan bebatuan kapur di Pegunungan Pegat dan Gunungsari itu juga dikeluhkan oleh warga. Sebab, aktitivtas alat berat dan truk yang hilir mudik di lokasi tambang batu kapur menyebabkan debu beterbangan. Beberapa waktu lalu, warga Desa Karang Kembang, Babat juga protes dengan aktivitas truk yang mengangkut batu kapur.
Kemudian, pihak Polsek Baureno dan Polsek Babat, serta muspika Baureno memfasilitasi pertemuan antara warga dengan pihak PT Wira Bhumi Sejati di Pemprov Jatim. Pihak Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemprov Jatim memediasi pertemuan warga dengan PT Wira Bhumi Sejati tersebut. (nam/kik)