Pilkades Serentak 2020
Kapolres Bojonegoro Sampaikan Potensi Kerawanan Dalam Pilkades Serentak 2020
Senin, 07 Oktober 2019 15:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Dalam sosialisasi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak Gelombang Ketiga, Tahun 2020 yang digelar di Pendapa Malowopati Pemkab Bojonegoro, Senin (07/10/2019), Kapolres Bojonegoro, AKBP Ary Fadli SIK MH MSi, dalam paparannya menyampaikan sejumlah potensi kerawanan yang mungkin tibul dalam pelaksaan Pilkades di Kabupaten Bojonegoro.
"Perlu diketahui dalam membuat rencana pengamanan, perlu melihat sisi Asta Gatra, yaitu dari sisi Tri Gatra, yang meliputi sisi geografi, demografi dan sumber daya alam. Kemudian sisi Panca Gatra, meliputi ideologi, politik, ekonimi, sosial budaya dan keamanan." kata Kapolres AKBP Ary Fadli.
Sosialisasi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak Gelombang Ketiga, Tahun 2020 Kabupaten Bojonegoro, di Pendapa Malowopati Pemkab Bojonegoro. Senin (07/10/2019)
Menurut Kapolres, potensi kerawanan dalam pilkades kalau dilihat dari sisi panca gatra ini, ada di keamanan sosial budaya, di mana di Kabupaten Bojonegoro sebagaimana diketahui ada 20 perguruan pencak silat.
"Biasanya kalau pilkades ini memanfaatkan perguruan-perguruan yang ada. Jadi tolong ini nanti diantisipasi. Bagi calon kepala desa silakan memanfaatkan segala potensi yang ada, tapi dimanfaatkan secara baik, jangan sampai menimbulkan konflik.
Kapolres menyampaikan bahwa perguruan silat di Kabupaten Bojonegoro sudah direkatkan dengan Bojonegoro Kampoeng Pesilat.
"Jangan sampai gara-gara pilkades pecah lagi. Kepala Desanya bertanggungjawab. Nanti saya minta pertanggungjawabannya kalau membuat pecah lagi. Silahakn kalau mau dimanfaatkan, dengan cara yang positif." kata Kapolres dengan tegas.
Kerawanan selanjutnya adalah, dari 28 kecamatan di Bojonegoro, ada 12 kecamatan yang menggelar pilkades lebih dari 10 desa. Hal tersebut juga bisa menjadi salah satu potensi, dengan tingkat kerawanan yang berbeda,
"Nanti akan kami mapping, sehingga nanti pola pengamanan khusus untuk 12 kecamatan ini akan sedikit berbeda. Nanti kami mohon masukan dari bapak-ibu sekalian, khususnya dari kepala desa, terkait kerawanan-kerawanan yang ada, sehingga nanti pada saat disusun pola pengamanan tidak salah dan bisa tepat sasaran, efisien dan efektif, " kata Kapolres.
Sementara dalam tahapan pilkades, kerawanan mulai terjadi saat pembentukan panitia desa. "Jadi silakan bentuklah panitia yang betul-betul profesional dan tidak berpihak kemana-mana," kata Kapolres.
Kerawanan selanjutnya terjadi saat pendafftaran bakal calon kepala desa. Menurut Kapolres, berdasarkan evaluasi pilkades tahun lalu, ada kepala desa yang mengulur-ulur memberikan tandatangan kepada bakal calon kepala desa yang hendak mendaftar.
"Tolong cara cara seperti ini dihindari. Upaya-upaya seperti itu jangan dilakukan. Yang pertama mempermalukan diri anda sendiri, yang kedua anda tidak gentlement." kata Kapolres.
Lebih lanjut Kapolres berpesan aga kepala desa yang saat ini menjabat, agar tidak mempersulit warganya yang ingin mendaftar menjadi calon kepala desa.
"Apabila ada warganya atau orang yang secara undang-undang mempuanya hak untuk ikut serta dalam pilkades, ya diberikah haknya, jangan dipersulit. Prinsipnya kalau mempersulit orang, hidupnya nantinya juga akan dipersulit orang lain," kata Kapolres.
Tahapan yang selanjutnya yang memiliki kerawanan adalah saat seleksi ujian, apabila calonnya lebih dari 5 orang.
Kapolres juga menyampaikan bahwa ada beberapa tahapan yang memiliki kerawanannya tinggi, di antaranya pada saat kampanye, kemudian pada saat masa tenang.
"Masa kampanye, dari evaluasi tahun lalu, waktunya cukup singkat dan secara bersaman. Mohon bapak ibu yang punya masa, tolong disampaikan supaya masanya tertib, bisa bekerja sama dengan pihak keamanan untuk menjaga ketertiban," kata Kapolres.
Kerawanan lain adalah adanya perjudian. Menurut Kapolres, pada pilkades tahun lalu, ada pelaku perjudian pilkades yang ditangkap petugas. Hal itu menunjukkan bahwa indikasinya ada, dan orangnya dari luar Bojonegoro.
"Perhelatan pilkades ini merupana moment yang ditunggu tunggu, tidak hanya para calon kepala desa, tetapi juga para calon pemain itu," kata Kapolres.
Masih menurut Kapolres, bahwa pola pengamanan akan didasarkan pada mapping kerawanan, dari histori desa, calon, jumlah DPT, pengusung, dan pendukung. Itu beberapa faktor yang nantinya menentukan tingkat kerawanan yang ada di desa masing-masing.
"Misal saja kalau calonnya bapaknya sama anaknya, atau bapaknya sama ibunya, Inshaa Allah yang begini aman lah. Kalau bisa dari 233 desa ini, calonnya suami istri saja lah, biar situasinya aman," tutur Kapores Sambil bergurau, yang disambut tertawa oleh para hadirin. (red/imm)