Pemdes Pengkoljagong Kecamatan Jati, Blora, Lepas Ratusan Burung ke Alam Liar
Sabtu, 05 September 2020 19:00 WIBOleh Priyo SPd Editor Imam Nurcahyo
Blora - Ratusan ekor burung perkutut pada Sabtu (05/09/2020), dilepaskan ke alam liar di kawasan hutan Kedungdowo Desa Pengkoljagong Kecamatan Jati Kabupaten Blora. Langkah ini dilakukan Pemerintah Desa Pengkoljagong Kecamatan Jati, untuk menjaga agar burung-burung endemik pulau Jawa ini terhindar dari kepunahan.
Tak hanya burung perkutut, sejumlah spesies burung lain seperti Jalak, Kutilang, Trucuk, Tekukur dan Brenggolo juga dilepaskan ke alam liar.
Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh Perangkat Desa Pengkoljagong, bersama sejumlah pihak terkait termasuk Perhutani dan Karang Taruna desa setempat.
Di sisi lain, upaya tersebut juga sekaligus merupakan sosialisasi terhadap Peraturan Desa (Perdes) Pengkoljagong, nomor 06 tahun 2020, tentang Pelestarian Lingkungan Hidup yang telah ditetapkan pada awal Agustus 2020 lalu. Dengan demikian, diharapkan langkah sosialisasi tersebut dapat menyentuh hati masyarakat sehingga kelestarian alam di desa tersebut tetap terjaga.
Perangkat Desa Pengkoljagong saat lepas ratusan ekor burung perkutut ke alam liar di kawasan hutan Kedungdowo Desa Pengkoljagong Kecamatan Jati Kabupaten Blora. Sabtu (05/09/2020),
Kepala Desa (Kades) Pengkoljagong, Sugiyono mengungkapkan, pihaknya sengaja menggelar pelepasan ratusan burung perkutut di lokasi Kedungdowo sekaligus untuk memantau kesiapan kawasan tersebut sebagai lokasi rintisan wisata alam di desa ini.
"Kedungdowo dan Sumur Artesis kita proyeksikan sebagai rintisan wisata. Kedungdowo memiliki panorama hutan yang asri dan bisa menjadi camp ground untuk kegiatan berkemah bersama keluarga. Sedangkan sumur artesis di lokasi ini memiliki kandungan gas alam sehingga menimbulkan nyala api. Keduanya merupakan rintisan wisata alam yang nantinya akan kita kelola," tutur Kades Pengkoljagong, Sugiyono Sabtu (05/09/2020)
Menurut Sugiyono, pihaknya telah memiliki konsep perencanaan untuk menjadikan kawasan Kedungdowo dan Sumur Artesis sebagai obyek wisata. Salah satunya adalah dengan membuka akses jalan menuju kawasan tersebut sehingga dapat dilintasi kendaraan roda empat. Diproyeksikan, pada awal 2021 mendatang, akses jalan menuju Kedungdowo dapat ditingkatkan.
"Tahun depan, Insha Allah jalan menuju ke lokasi ini sudah beres. Kita berharap bisa menambah fasilitas penunjang wisata seperti penyewaan kuda untuk berpetualang di lokasi ini. Kita juga berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam di kawasan ini, juga adat budaya lokal setempat yang sarat makna dan estetika," kata Sugiyono.
Masih menurut Sugiyono, bahwa pihaknya juga merevitalisasi sejumlah situs bersejarah di desa setempat, seperti pembangunan cungkup di situs Sumur Gowak, pembangunan Pendapa Balai Dusun Pengkol, dan nanti juga ada pembangunan Gapura Keprajan di Dusun Jagong.
"Insyaallah, dalam beberapa tahun ke depan kita siap dikunjungi para wisatawan domestik dari berbagai kota. Saat ini kita sedang berbenah," kata Sugiyono.
Untuk diketahui, Desa Pengkoljagong berkomitmen untuk bertransformasi menjadi Desa Wisata. Untuk mewujudkan impian itu, sejumlah langkah telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat desa setempat. Diantaranya, menggelar even seni Pengkoljagong Mural Festival 2020 yang terselenggara pada bulan Agustus 2020 lalu. (teg/imm)