Penemuan Mayat
Mayat Laki-Laki Tanpa Identitas Ditemukan di Hutan Ngraho, Bojonegoro, Diduga Korban Bunuh Diri
Jumat, 29 Januari 2021 14:00 WIBOleh Tim Redaksi Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Seosok mayat laki-laki yang belum diketahui identitasnya, yang diduga korban bunuh diri atau gantung diri, pada Jumat (29/01/2021) sekira pukul 07.30 WIB, ditemukan tergantung di pohon jati di hutan milik Perhutani di Desa Payaman Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
Mayat tersebut pertama kali diketahui warga yang hendak mencari bibit pohon jati di hutan tersebut, yang selanjutnya penemuan tersebut dilaporkan pada perangkat desa setempat dan aparat terkait.
Setelah dievakuasi oleh petugas, selanjutnya mayat tersebut dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, untuk dilaklukan pemeriksaan lebih lanjut.
Hingga saat ini, identitas mayat tersebut masih belum diketahui, karena petugas tidak menemukan kartu identitas pada diri korban. Sidik jari korban juga tidak teridentifikasi. Warga setempat juga tidak ada yang mengenali identitas mayat tersebut.
Petugas saat lakukan olah TKP, penemuan mayat diduga korban bunuh diri di hutan milik Perhutani di Desa Payaman Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro. (foto: istimewa)
Kapolsek Ngraho Polres Bojonegoro, Ajun Komisaris Polisi (AKP) HM Mohtarom SH, dikonfirmasi awak media ini membenarkan bahwa pihaknya pada Jumat (29/01/2021) pagi, telah menerima laporan dari Kepala Desa (Kades) Payaman Kecamatan Ngraho, terkait terkait penemuan mayat yang diduga korban bunuh diri (gantung diri) di hutan di wilayah desa setempat.
"Anggota mendapat laporan dari Kades Payaman bahwa ada orang meninggal dunia akibat gantung diri di hutan." kata Kapolsek Ngraho, AKP HM Mohtarom SH.
Kapolsek menjelaskan bahwa kronologi penemuan mayat tersebut bermula saat saksi Nur Asrodin (42) warga Desa Sumberarum Kecamatan Ngraho, yang sedang mencari bibit jati di dalam hutan di Desa Payaman, mengetahui ada mayat tergantung di pohon jati.
"Megengetahui kejadian tersebut, kemudian saksi berlari meninggalkan lokasi untuk menghubungi atau meminta bantuan kepada warga setempat." kata Kapolsek.
Kapolsek mengungkapkan bahwa setelah mendapatkan laporan, dirinya bersama anggota dan petugas medis dari Puskesmas Ngraho segera mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan oleah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengidentifikasi korban.
Dari hasil olah TKP, korban ditemukan menggantung di pohon jati. Sementara hasil identifikasi awal diketahui ciri-ciri mayat jenis kelamin laki-laki, umur diperkirakan sekitar 60 tahun, panjang mayat 165 sentimeter, perawakan sedang, kulit sawo matang, rambut gundul. Korban mengenakan celana kolor warna abu-abu dan tidak memakai baju.
Sedangkan berdasarkan hasil pemeriksaan visum luar, korban diperkirakan sudah meninggal kurang lebih 2 hingga 3 hari lalu.
"Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban. Penyebab kematian korban diduga akibat gantung diri," kata Kapolsek.
Masih menurut Kapolsek bahwa dikarenakan identitas korban masih belum diketahui, selanjutnya mayat tersebut dikirim ke RSUD dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Mayat tersebut kami kirimkan ke RSUD R Sosodoro Bojonegoro dikarenakan sidik jari korban tidak teridentifikasi," kata Kapolsek.
Melalui media ini, Kapolsek juga meminta bantuan kepada masyarakat di Bojonegoro maupun di luar Bojonegoro, apabila mengenal atau mengetahui identitas korban sesuai dengan ciri-ciri tersebut di atas, dimohon bantuannya untuk segera menghubungi RSUD dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. (red/imm)
Catatan: Bunuh diri bukan solusi dari semua permasalahan hidup. Bila Anda, saudara, keluarga, atau teman yang Anda kenal sedang mengalami depresi atau krisis kejiwaan karena berbagai hal, dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, disarankan untuk menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan terdekat, seperti puskesmas, klinik atau rumah sakit.
Untuk pencegahan tindakan bunuh diri, warga masyarakat yang mengetahui adanya upaya tindakan bunuh diri, disarankan untuk menghubungi aparat yang ada di desa atau kelurahan setempat.