Jelang Ramadan, Petani Blewah di Desa Kadungrejo, Baureno, Bojonegoro, Raup Berkah
Sabtu, 10 April 2021 14:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Jelang Bulan Suci Ramadan, petani blewah di Desa Kadungrejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, meraup berkah.
Pasalnya tanaman blewah milik para petani di desa setempat memasuki masa panen dan produksinya cukup melimpah. Selain itu, harga jualnya juga cukup tinggi sehingga para petani tersebut meraup penghasilan jutaan rupiah.
Salah satu petani blewah desa setempat, Rokhim (45), ditemui awak media ini di sawah miliknya Sabtu (10/04/2021) mengaku bahwa dirinya bersama beberapa petani di desanya baru pertama kali menanam blewah di sawah miliknya seluas 2.000 meter persegi.
"Alhamdulillah hasil panen kali ini harganya lumayan mahal. Saya dan warga di sini baru pertama kalinya tanam blewah dan harganya lumayan mahal. Berkah bulan Ramadan mas," kata Rokhim. Sabtu (10/04/2021).
Rokhim mengungkapkan bahwa hari ini dirinya sudah panen yang ketiga kalinya. Pada panen pertama awal bulan lalu, tanaman blewah miliknya mampu menghasilkan 1,5 ton bauh, dan saat itu harga jual blewah Rp 3.500 per kilogram. Kemudian empat hari berikutnya atau pada Selasa (06/04/2021) saat panen kedua memperoleh hasil 8 kuintal buah, sengan harga jula Rp 4.000 per kilogram. Dan untuk panen hari ini dirinya berhasil memanen 1 ton buah.
"Hari ini harganya naik lagi. Panen hari ini harga per kilonya 4.500 rupiah." kata Rokhim
Tanaman blewah milik petani di Desa Kadungrejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Sabtu (10/04/2021) (foto: dan/beritabojonegoro)
Rokhim menjelaskan bahwa kendala yang dihadapi dalam menanam blewah adalah adanya hama dan faktor alam, yaitu banjir dari kali afvoer yang melintas di desa setempat. Menurutnya, untuk hama biasanya yang menyerang blewah adalah hama tikus dan hama lalat buah.
"Lalat buah biasanya menyerang buah blewah ketika buah sudah mulai masak, akibatnya buah blewah menjadi busuk sehingga berakibat pada penurunan hasil panen." kata Rokhim.
Sementara terkait faktor alam yaitu adanya luapan kali afvoer atau Kali Ingas, jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi atau adanya luapan sungai Bengawan Solo yang sering kali masuk ke kali afvoer tersebut, sehingga luapan kali tersebut meluber di area persawahan dan mengancam keberadaan tanaman blewah milik warga.
Untuk itu pihaknya berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro adanya pintu air pengendali (cek dam) di muara kali afvoer tersebut, guna menanggulangi luapan sungai Bengawan Solo yang sering kali masuk ke kali afvoer tersebut.
"Dengan adanya cek dam tersebut kondisi kali afvoer bisa dikendalikan dengan sistem buka tutup, sehingga nantinya kali afvoer tidak sampai meluber di area persawahan warga," kata Rokhim.
Hal senada juga disampaikan Taufik (42) salah seorang petani blewah di desa setempat, bahwa dirinya berharap adanya pembangunan pintu air pengendali (cek dam) di muara kali afvoer tersebut agar tidak terjadi luapan kali afvoer.
Menurutnya, banyak petani di desa setempat yang berminat menanam blewah, karena selain tanaman blewah dapat tumbuh subur di desa setempat, produksinya cukup tinggi dan harga jualnya cukup mahal, sehingga sangat menguntungkan para petani.
"Karena menanam blewah sangat menguntungkan dengan harga yang lumayan tinggi saat ini," kata Taufik.
Salah seorang petani blewah di Desa Kadungrejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, saat lakukan panen. Sabtu (10/04/2021) (foto: dan/beritabojonegoro)
Terpisah, Camat Baureno Drs Ilham MM mengatakan bahwa saat ini ada 11 orang petani di Desa Kadungrejo, Kecamatan Baureno, yang menanam blewah. Ke depan tidak tertutup kemungkinan akan banyak lagi warga desa setempat yang akan menanam blewah.
"Alhamdulillah panen petani blewah di Desa Kadungrejo cukup bagus. harganya juga tergolong mahal," kata Ilham.
Ilham menuturkan bahwa pihaknya juga telah menerima usulan para petani desa setempat terkait pembangunan pintu air pengendali (cek dam) di muara kali afvoer tersebut.
"Kami akan berupaya mengusulkan ke Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk pembangunan pintu air pengendali atau cek dam di kali afvoer tersebut. Yang jelas kami akan berupaya menindak lanjuti usulan dari warga." kata Ilham. (dan/imm)