Hari Jadi ke-729 Kabupaten Tuban
Peringati Hari Jadi ke-729 , Pemkab Tuban Gelar Pagelaran Wayang Kulit
Kamis, 10 November 2022 16:00 WIBOleh Ayu Fadillah SIKom
Tuban - Sebagai rangka memperingati Hari Jadi ke-729 Kabupaten Tuban, dan Hari Sumpah Pemuda, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, pada Rabu malam (09/11/2022), bertempat di Alun-Alun Kota Tuban menggelar pagelaran wayang kulit.
Pagelaran wayang kulit tersebut menghadirkan dalang nasional Ki Sigit Ariyanto dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang mengambil lakon "Kakrasana Kridha".
Dalam pagelaran tersebut, tampak hadir Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky bersama Forkopimda Tuban dan pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Tuban.
Bupati Aditya Halindra Faridzky dalam sambutannya menyampaikan, dalam rangkaian Hari Jadi Kabupaten Tuban yang ke-729, Pemkab Tuban berkomitmen untuk melestarikan budaya leluhur bangsa Indonesia. Maka dari itu, pagelaran wayang kulit yang diselenggarakan ini menjadi simbol jati diri bangsa.
"Tujuannya, agar mampu melahirkan dalang maupun seniman wayang kulit dari Kabupaten Tuban yang membawa prestasi yang membanggakan," ucap Bupati Tuban.
Pagelaran wayang kulit yang digelar Pemkab Tuban dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-729 Kabupaten Tuban. Rabu malam (09/11/2022) (Foto: Dok. Istimewa)
Bupati menjelaskan bahwa ada banyak pengajaran yang dapat diperoleh dari filosofi seni budaya yang ada, maupun kisah yang dipentaskan. Menurutnya, nilai-nilai luhur yang disampaikan melalui wayang kulit di antaranya tentang kepemimpinan dan tanggung jawab, serta program pembangunan maupun informasi lainnya, juga dapat disisipkan selama pementasan berlangsung.
"Sehingga, pengajaran seperti ini perlu untuk diteladani dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat," ucap Bupati Aditya Halindra Faridzky.
Perlu diketahui, pagelaran Wayang Kulit juga dimeriahkan dengan campursari dari Grup Karawitan Cakraningrat serta menghadirkan Cak Yudho Bakiak dan Andik TB,
Sementara lakon Kakrasana Kridha mengisahkan Kakrasana seorang anak Raja Mandura, Prabu Basudewa bersama adik-adiknya yang sewaktu kecil dititipkan ke Demang Sagupa.
Kakrasana bersama adiknya, yaitu Narayana dan Rara Ireng tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, berbudi pekerti, berani membela kebenaran dan keadilan, tanpa menyadari mereka adalah keturunan raja.
Ketika Negara Mandura terjadi kerusuhan yang disebabkan anak raksasa, maka Kakrasana dan adik-adiknya hadir membela kebenaran dan menegakkan keadilan. (ayu/imm)
Reporter: Ayu Fadillah SIKom
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo