Resensi Film Ada Surga di Rumahmu Karya Aditya Gumay
Surga yang Tak Pernah Jauh
Selasa, 12 Januari 2016 19:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Cita-cita Ramadan (Husein Alatas) sejak kecil adalah menjadi bintang film. Namun kedua orang tuanya begitu mendamba agar dia menjadi seorang da’i. Sebab itulah Ramadan kecil dititipkan ke salah satu pesantren yang diasuh oleh Ustadz Attar (Ustadz Al-Habsyi). Meskipun berat, Ramadan menuruti semua keinginan orang tuanya.
Ceramah pertamanya waktu kecil membuat kedua orang tuanya yakin bahwa Ramadan akan suskses menjadi da’i. Kala itu dia menceritakan perjalanan Uwes Al-Qorni, sahabat Nabi yang sangat mencintai ibunya. Dan atas kecintaannya pada sang Ibu, Rasulullah SAW menganjurkan Umar Bin Khatab dan Ali Bin Abi Tholib untuk meminta istighfar darinya. Kata Nabi, Uwes Al-Qorni adalah penghuni langit, bukan penduduk bumi.
Tanpa sepengetahuan Ramadan, ada seorang gadis yang sangat terkesan akan isi ceramahnya, Nayla (Nina Septiani). Nayla merupakan sahabat kecil Ramadan. Ketika Ramadan mengabdikan dirinya hingga dewasa di pesantren, Nayla adalah sahabat yang setia menengok Ibu Ramadan. Hanya saja ketika di pesantren, hati Ramadan sedikit terusik oleh kehadiran Kirana (Zee Zee Sahab).
Dari Kirana pula keinginan Ramadan untuk menjadi artis kembali mengembang. Bahkan dia sempat nekat ke Jakarta, untuk mengikuti salah satu film laga. Bersama dua rekannya, dia berangkat ke Jakarta tanpa ijin pada Ustadz Attar maupun kedua orang tuanya. Hati kecilnya berontak. Apalagi ketika menjumpai seorang anak panti asuhan yatim piatu, yang menangis tersedu-sedu lantaran merindukan kedua orang tuanya.
Perbincangan terjadi di antara mereka. Ternyata orang tua anak panti asuhan yatim piatu itu telah lama meninggal. Mendengar hal itu, keinginan Ramadan untuk pulang tak bisa terbendung. Sebelum pulang dia menyempatkan diri untuk menelpon Ayahnya. Ayahnya tak sampai hati mengabarkan perihal penyakit Ibunya. Namun hati Ramadan tetap tergerak untuk mengambil langkah seribu.
Ternyata nurani Ramadan benar. Ibunya tengah sakit keras. Sehingga dia merasa sangat nelangsa telah meninggalkan Ibunya ke Jakarta dalam keadaan sakit. Lebih nelangsa lagi ketika mengetahui bahwa biaya pendidikannya selama di pesantren, adalah dari kebesaran jiwa ayahnya yang mendonorkan ginjalnya untuk Ustadz Attar.
Cerita di atas merupakan sedikit gambaran mengenai perjalanan seorang anak, yang sangat mencintai kedua orang tuanya. Banyak orang bepergian hingga ke Makkah untuk beribadah. Mereka berharap dapat mendapatkan surga dari sana. Namun mereka lupa bahwa surga yang sesungguhnya ada di dalam rumah mereka. Yaitu dengan berbakti pada kedua orang tua.
Sutradara film ini, Aditya Gumay, juga pernah sukses menggarap film Emak Ingin Naik Haji (2009). Seperti film itu pula film Ada Surga di Rumahmu juga bernuansa religi. Hanya saja saya lebih ingin menyorotnya sebagai film yang universal. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk orang islam saja. Melainkan untuk semua anak di dunia, kiranya mereka harus mengutamakan untuk merawat kedua orang tua mereka. Sebab itu tudingan yang sempat mendera bahwa film ini membawa pesan syiah, semestinya jangan menjadi masalah utama.
Pesan universal lain yang semestinya dapat diangkat adalah mengenai cinta. Yaitu jodoh yang akan dipilih oleh Ramadan, apakah itu Nayla atau Kirana. Karena kedua gadis itu mempunyai latar belakang yang berbeda, dari pilihan Ramadan kita bisa menangkap pesan tentang sikap laki-laki pada perempuan-perempuan yang melingkupinya.
Peresensi adalah ketua Langit Tobo, Bojonegoro