Catatan dari Banjir Bandang Temayang
Warga Sugihan Berharap Aliran Kali Soko Dipindah ke Hutan
Rabu, 10 Februari 2016 14:00 WIBOleh Linda Estiyanti
Oleh Linda Estiyanti
Temayang - Rumah milik Gito (35), memang terletak di tengah-tengah rumah warga yang lain di Dusun Sugihan, Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro. Rumah berbahan blabak atau kayu papan itu lebih rendah ketimbang rumah yang lain. Rumah tersebut merupakan salah satu dari 5 rumah yang roboh diterjang banjir bandang Kali Soko.
Sebelumnya hujan mengguyur wilayah Kecamatan Temayang selama lebih dari dua jam pada Selasa (09/02) sore kemarin. Hujan itu memicu luapan Kali Soko yang menjebol tanggul dan menerjang sedikitnya 310 rumah warga. Lima di antaranya rusak berat.
Sutini (25), istri Gito, mengungkapkan, Kali Soko mulai meluap sejak pukul 16.00 WIB usai hujan deras. Demi keselamatan, ia pun bergegas membawa anaknya yang masih berusia 2 tahun mengungsi di rumah tetangganya yang lebih tinggi. "Hujan deras sejak jam tiga, saya sekeluarga memilih mengungsi di rumah tetangga," tuturnya saat ditemui beritabojonegoro.com (BBC) di Dusun Sugihan, Rabu (10/02).
Berbeda dengan keluarga Gito, keluarga Kasam (40), justru tetap tinggal di dalam rumah saat hujan deras berlangsung. Ia memilih tetap di rumah karena tidak mengira bahwa tanggul yang jebol membawa terjangan air bah.
"Begitu mendengar suara gemuruh di bagian belakang rumah, saya membawa keluarga keluar. Ternyata blabak bagian belakang rumah sudah jebol," tutur Kasam.
Ketika ditemui BBC, Gito, Kasam, dan tetangga yang lain, sedang membersihkan rumah. Salah seorang tetangga, Podo (50), yang tengah membantu Gito mengangkat kayu belandar, mengatakan, bencana banjir bandang ini sudah yang ketiga kali dalam kurun waktu 40 hari.
"Ini ketiga kalinya, dan ini yang paling parah. Kita cuma berharap pemerintah kabupaten mau segera memindahkan aliran Kali Soko ke wilayah hutan, agar banjir bandang tidak terjadi lagi dan menggenangi rumah warga," ungkap Podo.
Hal senada disampaikan Gito. Dia berharap pemerintah cepat tanggap dalam menanggulangi kerusakan tanggul Kali Soko. "Kalau ditutup dengan pasir masih jebol. Kalau diberonjong sepertinya juga masih berbahaya. Masyarakat berharap kali bisa dipindah," kata Gito.
Selain rumah Gito, empat rumah warga yang lain pun mengalami nasib yang sama. Dua rumah adalah rumah milik Lamiti (45) dan Kasam (40), yang bersebelahan dengan rumah Gito di RT 13 RW 04, tidak jauh dari tanggul yang jebol. Sedangkan dua rumah lainnya, milik Warji dan Hery Subagiyo di RT 11 RW 03, terletak di seberang jalan agak jauh dari tanggul. (lyn/tap)
*) Foto rumah warga Dusun Sugihan yang jebol setelah diterjang banjir bandang