Mbak Ti 40 Tahun Lebih Menggendong Tape
Rabu, 24 Februari 2016 15:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota-Hujan sore hari. Beberapa aktivitas di luar ruangan banyak yang terhenti. Pedagang kaki lima mulai membuka payung dan pelindung dari bahan plastik untuk menutupi dagangannya. Termasuk seorang perempuan yang beritabojonegoro.com (BBC) temui di tengah hujan.
Perempuan sederhana itu masih berjalan dengan memakai capil di kepala sambil menggendong sebuah barang dengan kain gendong lusuhnya, meskipun hujan turun lebat. Baskom yang digendong dengan kain itu ditutup plastik. Dengan beralaskan sandal jepit, dia menyusuri sudut-sudut kota Bojonegoro menawarkan dagangannya.
Sriyati (61) namanya, lebih sering dikenal Mbak Ti. Setiap hari Mbak Ti menjajakan tape singkong dan tape ketan yang digelutinya sejak 1975 sampai sekarang dengan cara berkeliling.
"Dulu saya sekolah cuma sampai kelas 5 SD, kemudian disuruh menikah sama orang tuanya," ujar dia sambil memasukkan potongan-potongan tape singkong ke dalam plastik pesanan kami.
Dalam sehari, Mbak Ti meragi singkong sebanyak 30 kg dan ketan 3 kg. Setiap 4 kg singkong akan menyusut menjadi 1 kg tape singkong. Sedangkan untuk tape ketannya dikemas seukuran 1,5 sendok terbungkus daun pisang.
Dari rumahnya, Kecamatan Trucuk, Sriyati menggendong baskom berisi tape singkong dan menjinjing tas yang berisi tape ketan. Sriyati berjalan kaki menempuh berkilo-kilo meter untuk menjajakan dua makanan ringan beragi tersebut.
"Kalau untuk naik becak, ya mahal Mbak. Uangnya mending dipakai yang lain. Wong saya masih kuat jalan kaki," imbuhnya.
Di usianya yang kepala lima ini, dirinya sudah memiliki tiga anak dan tiga cucu. Badan tegarnya masih mampu membawanya berjalan kaki menyusuri jalan-jalan kota Bojonegoro menawarkan tapenya.(ver/moha)