Rumah Pantomim Actor-e
Ruang Kelas Bagi Pegiat Seni Teater dan Pantomim
Senin, 30 Mei 2016 18:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kota - Rumah berdinding papan kayu itu bercat merah. Pada beberapa sisi terdapat kombinasi gambar pohon dan daun berwarna biru. Halaman rumah itu dipenuhi tenda yang atapnya berasal dari asbes. Aman di kala hujan, dan teduh ketika terik.
Rumah tersebut merupakan tempat bagi siapa saja yang ingin belajar teknik pantomim. Adalah Mustakim (29), pemuda yang mendirikan sekaligus melatih pegiat seni yang mengandalkan gestur atau bahasa tubuh itu. Yang datang untuk berlatih ke sana berasal dari berbagai kalangan.
"Ada anak-anak SD, anak-anak berkebutuhan khusus, juga beberapa mahasiswa yang sedang mempersiapkan diri untuk pentas," terang Mustakim pada beritabojonegoro.com (BBC).
Ketika BBC bertandang ke Rumah Pantomim di Jalan Serma Abdullah, Desa Pacul Kecamatan Kota Bojonegoro, Takim sapaan akrabnya, sedang mempersiapkan festival pantomim pada bulan Juni mendatang. Festival pantomim itu, kata dia, akan diikuti oleh komunitas-komunitas pantomim yang ada di Bojonegoro dan sekitarnya.
Takim mendirikan Rumah Pantomim itu lantaran banyaknya permintaan dari sekolah-sekolah untuk melatih siswa-siswanya. Karena berbagai kesibukan dia tidak bisa datang ke sekolah-sekolah itu satu-persatu. Sebab itu dia berharap agar peminat pantomim dan teater dapat terfasilitasi dengan adanya Rumah Pantomim tersebut.
Di dunia teater dan pantomim, nama Takim memang tak asing di Bojonegoro dan Jawa Timur. Dia kerap menjadi juri lomba-lomba pantomim di Surabaya, Malang, Pekalongan, serta beberapa kota di Jawa Timur. Sebab itu dia merasa susah bagi waktu jika harus datang ke sekolah-sekolah.
"Sebelumnya di kota-kota tersebut kita hanya tampil. Setelah itu nama kita tercatat di Diknas dan mereka yang meminta kita jadi juri di beberapa perlombaan," imbuh bapak satu anak itu.
Dia mengaku, tokoh pantomim nasional, Septian Dwi Cahyo, juga pernah menyambanginya. Baginya hal itu merupakan satu kebanggaan tersendiri. Dan tentu memberi motivasi untuk terus berkarya.
Rumah Pantomim yang didirikannya terbuka bagi siapa saja. Dia juga tidak memungut biaya untuk tiap sesi latihannya. Dia hanya berharap agar dunia seni di Bojonegoro makin maju, khususnya seni teater dan pantomim yang digelutinya. (rul/tap)