Tradisi Ziarah Kubur Menjelang Bulan Suci Ramadan
Minggu, 05 Juni 2016 11:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Kota - Tradisi ziarah ke makam menjelang bulan suci Ramadan memang identik dengan masyarakat Indonesia, atau Jawa khususnya. Tidak terkecuali bagi Masyarakat Bojonegoro, yang juga memiliki tradisi ziarah ke makam leluhur atau kerabat sanak saudara yang telah meninggal dunia. Ziarah ke makam menjelang Ramadan ini memang telah dilakukan turun - temurun sejak dahulu.
Tradisi ziarah tersebut biasanya dimulai sejak seminggu sebelum memasuki bulan puasa atau Ramadan. Semakin mendekati bulan puasa, biasanya masyarakat lebih banyak. Seperti hari ini, Minggu (04/06) sehari menjelang puasa besok, Senin (06/06) nampak oleh beritabojonegoro.com (BBC), di salah satu makam Kembar Desa Sukorejo Kecamatan Kota Bojonegoro, banyak warga yang berziarah di makam tersebut. Mereka mendoakan kerabatnya yang telah dahulu meninggal dunia dan dimakamkan disana.
Salah satu peziarah, Eko (35), mengatakan bahwa sudah turun temurun dia demikian, ziarah mendoakan leluhur dan kerabat yang sudah meninggal.
"Sudah jadi rutinan bagi kami setiap tahun mendoakan keluarga yang telah meninggal,'' kata Eko.
Tidak hanya sendirian, Eko membawa serta istri dan anaknya. Hal itu, kata Eko, sudah dilakukan sejak beberapa tahun setelah orang tuanya meninggal dan dimakamkan di sana. Menurut dia, ziarah ke makam memang tidak harus menjelang bulan suci Ramadan. Namun karena ini sudah menjadi tradisi maka ia selalu melakukannya.
"Sebenarnya mau kapanpun juga tdak apa - apa, kalau ini memang tradisi,'' ungkap dia.
Tradisi ini membawa berkah tersendiri bagi para penjual bunga yang biasanya digunakan untuk "nyekar" di makam. Di hari - hari menjelang puasa seperti ini jumlah pedagang bunga pastilah meningkat dibanding hari biasa.
Salah satunya pedagang bunga di pasar buah Banjarejo Kecamatan Bojonegoro Kota, yang saat ini terlihat berjejer di pinggir jalan raya.
Mereka pedagang bunga musiman yang memanfaatkan momen tradisi ziarah makam masyarakat. Karena saat berziarah rasanya masih kurang jika tidak menaburkan bunga di atas makam. "Pas ramai orang ke kuburan kita jualan,'' ujar Siti, salah satu penjual bunga di Pasar Banjarejo.
Selain berziarah biasanya menjelang puasa masyarakat juga melakukan slametan atau lebih akrab dikenal dengan istilah '' megengan'' untuk berkirim doa kepada keluarga yang telah meninggal. Slametan ini merupakan satu rangkaian dengan ziarah ke makam yang juga bertujuan untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal.
Di hari terakhir menjelang bulan puasa seperti saat ini jika kita melewati makam - makam dipastikan akan ramai dengan para peziarah terutama pada sore hari. Sedangkan di jalan - jalan dekat pasar kita akan banyak menemui penjual bunga untuk keperluan ziarah. (pin/moha)