Berkah Ramadan
Jaga Toleransi, Kelenteng Hok Swie Bio Rutin Adakan Buka Bersama
Jumat, 17 Juni 2016 21:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Kota - Ratusan warga duduk tenang dan khidmat. Mereka mendengarkan tausiyah menjelang azan Maghrib berkumandang. Banyak dari mereka orang tua, anak-anak, serta ibu-ibu. Mereka telah datang sejak pukul 17.00 WIB dan menunggu untuk mengikuti acara buka bersama, Jumat (17/06). Uniknya lokasi tempat mereka berbuka puasa bukan di masjid, melainkan di kelenteng yang menjadi rumah ibadah umat Kong Hu cu.
Masyarakat yang datang untuk berbuka puasa ke Kelenteng Hok Swie Bio Bojonegoro itu merupakan warga kelas menengah ke bawah. Mereka kebanyakan warga sekitar kelenteng. Mereka mengaku senang mengikuti acara buka bersama seperti ini yang telah rutin diadakan oleh pengelola kelenteng setiap tahun.
Terlihat kursi yang disediakan panitia penuh sesak. Bahkan banyak warga yang rela duduk lesehan di teras depan kelenteng, karena tidak kebagian tempat duduk. Mereka melupakan perbedaan agama. Bagi mereka kerukunan umat, saling toleransi, dan hidup rukun berdampingan lebih utama.
Setelah berdoa bersama dan saat azan maghrib berkumandang, dengan sigap para warga ini mendatangi makanan yang telah disiapkan panitia. Para warga tak sungkan berdesak-desakan saat mengambil makanan berbuka puasa. Kondisi demikian terbilang wajar dan acara tetap berjalan lancar.
Wajah bahagia setelah menyantap hidangan berbuka puasa terlihat dari para orang tua, ibu-ibu serta anak-anak di sana. Menu makanan pun tidak terlampau mewah. Bagi mereka itu sudah lebih dari cukup. "Ini warga Ngrowo kumpul makan di sini, buka bersama," ungkap salah satu warga.
Buka bersama ini diadakan setiap Jumat ketika bulan Ramadan. Artinya dalam satu bulan pengelola kelenteng mengadakan empat kali acara buka bersama untuk warga muslim Bojonegoro.
Ketua Kelenteng Hok Swie Bio Bojonegoro Tan Jien Hwat, mengatakan, buka bersama di kelenteng ini telah dilakukan rutin sejak dahulu. Warga masyarakat juga sudah tahu acara rutinan tersebut.
Menurutnya, dengan memberikan makan kepada umat muslim yang sedang berpuasa merupakan wujud toleransi antar umat beragama. Dan harapannya hal tersebut bisa menjaga kerukunan masyarakat.
"Kami tidak mengundang, namun warga sudah hafal tradisi kita jadi mereka berbondong-bondong sendiri untuk datang kemari,'' ujarnya.
Sementara itu ustadz yang diundang untuk memimpin doa bersama serta tausiyah dalam acara tersebut mengungkapkan, tidak masalah jika umat agama lain ingin berbagi kepada umat muslim lewat makanan atau minuman.
Lebih lagi dalam suasana Ramadan seperti ini. Kegiatan semacam itu menurutnya baik bagi kelangsungan hidup masyarakat yang terdiri dari beragam agama seperti di Bojonegoro ini. "Kita saling menhormati, selama ini baik bagi kerukunan masyarakat,'' ujarnya. (pin/tap)