Hingga Juni, 20 Penderita HIV/AIDS Meninggal
Senin, 11 Juli 2016 11:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Kota - Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Bojonegoro terus memakan korban. Tercatat hingga pertengahan tahun ini (Juni) sebanyak 20 ODHA (orang dengan HIV/AIDS) meninggal akibat virus mematikan itu. Artinya, jika dirata-rata 3-4 orang meninggal akibat HIV/AIDS dalam sebulan. Jumlah tersebut semakin menambah daftar panjang pasien meninggal dunia akibat HIV/AIDS.
Terakhir terjadi Zaevani Nafasya Oktoviani perempuan asal Desa Ngungut Kecamatan Dander yang baru usia 5 tahun meninggal karena terkena penyakit HIV/AIDS sejak bayi.
Dokter jaga Kamar Jenazah RSUD dr Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, dr Sarjono mengatakan selama tahun 2016 ini sudah ada sekitar 20 orang meninggal karena HIV/AIDS. "Tiap ada meninggal pasti dilarikan ke RSUD Sosodoro Djatikoesomo karena masyarakat akan memandikan takut akan tertular. Dari kematian itu rata rata orang dewasa, namun ada bayi yang meninggal, sudah 3 bayi," ujarnya.
Sementara secara terpisah menurut pihak Dinas Kesehatan Bojonegoro, Suharto mengatakan, total kematian orang yang terkena HIV/AIDS belum diketahui. Sebab, biasa itu dilaporkan dari rumah sakit dan puskesmas selama tiga bulan.
Suharto menambahkan, HIV/AIDS masih menjadi momok menakutkan, namun hal itu bukan berarti masyarakat harus menjauhi ODHA. Apalagi, sampai mengucilkannya. Sebab, fakta di lapangan, banyak dari mereka yang tertular virus tersebut karena ketidaksengajaan.
"HIV/AIDS itu tidak menular hanya karena berkumpul ataupun dekat. Virus HIV/AIDS itu akan menular melalui tiga cara yaitu hubungan seksual, transfusi daerah, dan melahirkan," terang Suharto.
Pihaknya mengakui, hingga saat ini belum ada satu pun ramuan yang bisa mengobati virus tersebut. Akan tetapi, dengan dukungan pemerintah, setidaknya akan memberikan suntikan bagi penderita dalam memperkuat daya tahan tubuh.
"Memang HIV/AIDS itu mematikan. Tapi, setidaknya ada proses yang bisa dilakukan untuk menguatkan daya tahan tubuh, untuk tetap bisa bertahan. Selain itu, ada dorongan semangat untuk sembuh dari orang sekelilingnya," jelasnya.
Sejauh ini, pihaknya berupaya preventif agar penyebaran HIVAIDS tidak berlangsung masif. Misalnya, dengan gencar melakukan penyuluhan kepada masyarakat bahaya virus HIV/AIDS. "Langkah pencegahan dengan aksi preventif dan sosialisasi," tuturnya. (mol/kik)