Sekolah Swasta Terancam Kekurangan Murid
Selasa, 12 Juli 2016 23:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Kota - Sekolah Menegah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berstatus swasta di Kabupaten Bojonegoro terancam tak punya anak didik. Pasalnya, pada penerimaan siswa baru tahun ini, sekolah menengah swasta sepi peminat. Bahkan sejumlah SMA nyaris ditutup.
Seperti terjadi di SMA PGRI 1 Bojonegoro. Sejak dibuka penenerimaan siswa baru pada 27-30 Juni 2016, baru sedikit calon siswa yang memasukkan berkas pendaftaran. Pendaftaran kemudian dibuka lagi dan akan ditutup Rabu (13/07) besok.
"Sampai saat ini kami baru menerima beberapa siswa. Mudah-mudahan hari lain masih ada yang mendaftar," kata Kepala SMA PGRI 1 Bojonegoro, Suyitno.
Dia menambahkan, tahun lalu saja, siswa yang masuk ke SMA PGRI 1 Bojonegoro hanya 25 siswa. Sementara total siswa sampai saat ini masih 46 anak. "Kalau target kita sebenarnya bisa mencapai 100 siswa," ungkapnya.
Menyinggung soal kuota siswa baru antara sekolah negeri dan swasta, menurut dia, seharusnya ada pembatasan jumlah kuota siswa baru di sekolah negeri. Pihak Dinas Pendidikan seharusnya harus dapat membatasi kuota siswa baru di sekolah negeri.
Secara terpisah, Kepala Bidang SMA/SMK Dinas Pendidikan Bojonegoro Puji Widodo, mengatakan, pihaknya sudah meminta pada sekolah negeri agar membatasi kuota peserta didik baru. Hal ini demi keberlangsungan sekolah swasta di Bojonegoro.
"Sekolah negeri jumlahnya sudah jelas, sesuai kapasitas ruangannya. Sehingga sekolah swasta tetap kebagian murid," ujarnya. (mol/tap)