Wacana Full Day School Banyak Ditentang
Kamis, 11 Agustus 2016 14:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro Kota - Wacana full day school (FDS) atau sekolah seharian penuh yang dilontarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi terus menuai kontroversi. Penolakan tidak hanya datang dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) namun juga dari orang tua murid dan sekolah, lembaga kursus serta guru privat pun ikut protes.
Seperti yang dialami lembaga penyedia guru privat Bojonegoro. Reza Ferdiansyah, salah satu guru privat bahasa Inggris, menuturkan, bila FDS diberlakukan maka otomatis guru privat tidak laku lagi. Lantaran anak-anak sudah seharian di sekolah.
"Ya kami tidak bisa cari tambahan lagi. Sebab biasanya saya bekerja di sela-sela kuliah mencari tambahan penghasilan melalui les privat," ujarnya, Kamis (11/08/2016).
Reza mengaku mendapatkan insentif Rp 200.000 per bulan per anak. Waktu mengajarnya hanya satu jam dengan delapan kali pertemuan.
Sementara salah satu pengelola lembaga bimbingan belajar di Bojonegoro Siti Nurhidayah mengatakan, jika FDS diterapkan maka secara tidak langsung akan mematikan usaha lembaga kursus dan bimbingan belajar.
"Ya kalau ada FDS, bagaimana anak-anak bisa kursus. Sementara jam kursus kami sesuaikan dengan jadwal anak-anak sesudah pulang sekolah. Kalau FDS mereka di rumah malam, apa mau kursus malam," ujarnya.
Dia berharap, wacana tersebut tidak jadi direalisasikan. Lantaran akan mematikan banyak lembaga kursus. (mol/kik)