Buku Diary Bocah Tengil Karya Jeff Kinney
Belajar Memahami Bahwa Kenyataan Memang Pahit
Selasa, 08 November 2016 11:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
SAYA menemukan buku ini berada di rak seri Diary Bocah Tengil karya Jeff Kinney. Saya memilih buku bersampul ungu yang belum pernah terbaca. Sesuai dengan judulnya, buku ini berisi kumpulan kisah kehidupan seorang bocah bernama Gregory Heffley yang biasa dipanggil "Greg".
Greg merupakan anak tengah dari tiga bersaudara. Dia memiliki seorang kakak bernama Rodrik, dan adiknya bernama Manny. Dia sendiri seperti anak lainnya memiliki sifat usil dan suka mengganggu teman maupun keluarganya.
Sama seperti buku sebelumnya, yang menarik adalah kertasnya didesain seperti diary dengan garis-garis ditambah tulisannya seperti tulisan tangan. Dan dipercantik dengan karikatur yang kocak dan menjelaskan beberapa situasi.
Ada sebuah kebiasaan yang menarik, berbeda dengan budaya di Indonesia. Yakni pada saat ibu Greg melanjutkan pendidikan sehingga semua pekerjaan dikerjakan oleh anggota keluarga. Tapi nampaknya tidak cukup berhasil karena ayahnya terlalu sibuk, sehingga diputuskan untuk meminta bantuan asisten rumah tangga.
Di bagian ini, ibu Greg meminta semua anggota keluarga tidak menceritakan ke orang lain bahwa mereka mempekerjakan seorang art. Karena itu artinya fungsi ibu tidak berjalan semestinya, namun tentu saja Greg menceritakannya ke semua orang. Tapi tetap saja Greg memamerkannya.
Terus ada program Lock In, dimana Greg bersama teman-temannya dikunci di dalam ruangan yang tidak memperbolehkan penggunaan telepon gadget dan musik.
Pada fase ini Greg menyadari bahwa ternyata menjadi anak-anak tidaklah abadi. Ketika dia masih kecil dulu, semua orang selalu memperhatikannya. Namun seiring berjalannya waktu dan dia memiliki adik. Lama kelamaan perhatian itu tidak sepenuhnya kepadanya.
Ketika kamu masih anak-anak, tidak ada yang memperingatkan bahwa kamu memiliki tanggal kadaluwarsa. Pada suatu saat, kamu menjadi pujaan, saat berikutnya kamu cuma seonggok sampah.
Menurut saya buku ini bukanlah untuk anak-anak, meski tokohnya anak-anak. Buku ini untuk remaja, sebab beberapa kejahilan Greg seringkali menyusahkan. Seperti dia tidak sengaja memencet alarm kebakaran, sehingga membuat seluruh sekolah panik.
Dengan buku ini kita akan melihat Greg dan emosi labilnya, dan sikap-sikap nyentriknya. Meski dalam seri ini, humornya sudah tidak lagi membuat tertawa terpingkal-pingkal, tetapi tetap layak untuk dinikmati untuk melihat bagaimana remaja Amerika tumbuh di sana. (ver/tap)