News Ticker
  • Bupati Blora Santuni Keluarga Almarhumah Guru TK Korban Kecelakaan di Lemah Putih
  • Dibangun Lewat TMMD, Jalan Desa Tunjungan di Blora Diharap Gerakkan Pariwisata dan Pertanian
  • Guru TK di Blora Meninggal Akibat Kecelakaan
  • Bursa Kerja Pemkab Blora Dipadati Pencari Kerja
  • Gelar Festival Layanan Investasi, Bupati Blora Ingin Yakinkan Kemudahan Usaha  
  • Di Hadapan Tim Verifikasi Lapangan, Bupati Blora Sampaikan Komitmen Perlindungan Anak
  • Optimalkan Pelayanan, Bupati Blora Lantik 92 Pejabat Publik  
  • Kecelakaan Beruntun di Sugihwaras, Bojonegoro, 2 Pemotor Meninggal di TKP
  • Pejabat Dinas Kominfo Bojonegoro Dipanggil Polisi, Diduga Terkait Belanja Publikasi Media Siber
  • Jatuh dari Motor, Dua Orang di Blora Diamankan Polisi karena Edarkan Narkoba
  • Upacara Hari Lahir Pancasila di Blora Berlangsung Khidmat
  • Tabrakan Motor di Ngasem, Bojonegoro, 2 Orang Luka Berat, Seorang Lainnya Luka Ringan
  • 51 Desa di Blora Dapat Penghargaan Lunas PBB Pedesaan Perkotaan Tahun 2023
  • Musim Haji, Pusat Perlengkapan dan Oleh–oleh di Blora Alami Peningkatan Penjualan
  • Tenggelam di Sungai Bengawan Solo, Seorang Anak di Padangan, Bojonegoro Ditemukan Meninggal
  • Website DPRD Bojonegoro Sempat Diretas, Kini Kembali Normal
  • Tenggelam di Embung, Seorang Anak di Sugihwaras, Bojonegoro Ditemukan Meninggal Dunia
  • Cabuli Anak Usia 6 Tahun, Pria Asal Baureno, Bojonegoro Ditangkap Polisi
  • Pemkab Blora Luncurkan Kartu Blora Pintar hingga Pameran Produk UMKM Para Siswa
  • Menabung 20 Tahun, Nenek Penjual Tempe di Blora Berangkat Haji
  • Ini Penjelasan Pemkab Blora Terkait Mobil Operasional Bupati Dipergunakan untuk Antar LC
  • Semburan Air Bercampur Belerang di Desa Kunci, Bojonegoro Aman untuk Pengairan Pertanian
  • Akad Nikah Cuma Rp 5 Jutaan? Di favehotel Sudirman Bojonegoro Aja!

Resensi Buku: Tidak. Jibril Tidak Pensiun!

Buku "Tidak. Jibril Tidak Pensiun!" yang ditulis oleh Emha Ainun Nadjib ini menjelaskan tentang kehidupan sekarang yang dikaitkan dengan masalah agama.
 
Pembahasan pada awal buku tersebut tentang "Siti Jenar" dikatakan penulis buku ini merupakan tokoh yang sangat berbahaya, karena ajaran yang dibawa dianggap sesat dan tidak sesuai dengan ajaran Wali Songo.
 
Setelah itu Cak Nun, sapaan Emha Ainun Nadjib, mengaitkan dengan keadaan sekarang yang mana banyak muncul aliran-aliran yang tidak karuan, hal tersebut dikarenakan nafkah yang diberikan tidak seimbang. Kemudian, Cak Nun menjelaskan bahwa nafkah yang dimaksud adalah nafkah batin dan lahir.
 
  
Apabila kebutuhan batin dipenuhi maka kebutuhan lahir juga harus dipenuhi seperti contoh teroris. Seorang teroris itu kebanyakan orang pintar sehingga kebutuhan batinnya terpenuhi tetapi karena kebutuhan lahirnya tidak dipenuhi, maka imannya akan mudah terpengaruh oleh lingkungannya, sehingga menganggap mengebom orang yang beda agama dan tidak bersalah dianggap sebagai jihad, padahal dalam agama tidak dibenarkan cara seperti itu.
 
Pada pembahasan sebelumnya mengatakan tentang iman dan dijelaskan oleh Cak Nun bahwa iman adalah suatu sandaran suatu orang di tengah ketidaktahuan atas suatu hal yang akan dituju atau lebih mudahnya kita belum tahu tapi kita percaya bahwa itu ada.
 
 

Ilustrasi: Cover buku "Tidak. Jibril Tidak Pensiun!" karya Emha Ainun Nadjib. (istimewa)

 
Dalam buku tersebut ada sesesorang yang menyatakan bahwa “Jibril Pensiun”. Kemudian Cak Nun mengatakan bahwa Jibril itu tidak pensiun, tapi dia selalu ada di sekitar kita dan selalu mengawasi. Hanya saja kita yang tidak pernah upgrade kadar keimanan kita.
 
Setelah itu, penulis juga menuliskan dalam bukunya bahwa Tuhan itu ada 2 yaitu Tuhan yang kita sembah (Allah SWT) dan tuhan-tuhanan. Tuhan-tuhanan yang dimaksud adalah iklan-iklan atau acara televisi.
 
Kemudian, Cak Nun menganalogikan kabanyakan orang mendahulukan tuhan-tuhanan dibanding dengan Tuhan yang asli, seperti contoh kadang sengaja atau tanpa sengaja orang itu melebih-lebihkan iklan atau acara televisi, padahal sebenarnya yang patut kita lebih-lebihkan atau agung-agungkan hanya Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT). Sehingga kita harus lebih berhati-hati lagi dengan keadaan sekarang yang lebih canggih.
 
Pada pembahasan berikutnya, Cak Nun mengomentari tentang banyaknya seorang yang berilmu tapi tidak bisa diamalkan sesuai dengan ajaran agama. Cak Nun juga mengemukakan pendapat seharusnya orang yang berilmu itu lebih merendah, tetapi pada zaman sekarang malah sebaliknya, seorang yang berilmu malah seperti merasa paling hebat sendiri seperti ibarat yang sering didengar, padi apabila semakin banyak biji maka akan semakin menunduk.
 
 
Cak Nun memberi contoh seorang pemimpin biasanya dianggap memiliki pengetahuan lebih dibandingkan dengan orang yang dipimpin. Maka dari itu seharusnya seorang pemimpin tersebut menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk mengayomi, bukan malah ingin dihormati oleh orang lain karena memiliki ilmu yang lebih tinggi.
 
Pada pembahasan berikutnya Cak Nun mengomentari bagaimana kaum muslim sekarang berpikir. Menurutnya, pola pikir kaum muslim sekarang diibaratkan seseorang yang menginginkan sesuatu, maka dia akan berlari agar apa yang diinginkan dapat cepat tercapai, padahal untuk kaum muslim seharusnya dia berjalan dengan santai untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
 
Maka dari itu, sekarang banyak kaum muslim yang diibaratkan seperti mengekor kepada orang yang nonmuslim. Selain itu banyak orang sekarang karena merasa lebih dekat dengan Allah SWT, kemudian menganggap dirinya lebih banyak amal dan pahala, sedangkan orang lain dianggap memiliki dosa lebih banyak.
 
Berbeda dengan orang muslim zaman dulu, contohnya seperti Imam Syafi’i yang begitu luar biasa menganggap dirinya masih kurang baik dalam hal ilmu maupun agama. Ini salah satu sikap yang perlu kita contoh dari seorang Imam Syafi’i ketika bertemu dengan orang yang lebih tua, maka beliau menganggap amal ibadahnya masih rendah, sedangkan apabila bertemu dengan orang yang lebih muda maka beliau menganggap dirinya lebih banyak dosa.
 
 
Pada pembahasan terakhir dari buku ini tentang mencari Tuhan. Cak Nun menceritakan seorang ateis yang ingin tahu siapa Tuhan yang sebenarnya. Kemudian orang tersebut mempelajari semua agama dari mulai kitabnya sampai cara beribadahnya.
Kemudian orang tersebut diberikan jalan oleh Allah SWT bahwa agama yang benar adalah Islam dan Tuhan yang wajib disembah adalah Allah SWT.
 
Nah dari hal yang dialami oleh orang ateis tersebut, menyebabkan keimanannya lebih kuat dibanding dengan orang yang dari lahir sudah beragama Islam. Dalam hati kita pasti bertanya mengapa kok keimanan orang ateis yang baru masuk Islam malah lebih kuat dibandingkan dengan orang yang sudah dari lahir beragama Islam?.
 
Kemudian penulis menyatakan hal tersebut disebabkan karena orang ateis tersebut mencari tahu sendiri tentang kebenaran agama Islam sehingga paling tidak dia tahu inilah agama yang terbaik. Sebaliknya, orang yang dari lahir beragama Islam yang terkadang malah tidak tahu apa itu Islam.
 
Inti dari pembahasan tentang mencari Tuhan adalah bahwa kita harus belajar lebih dalam tentang Islam sehingga kita dapat memahami lebih dalam lagi tentang Islam. (*/kik).
 
 
Identitas buku:
Judul: Tidak. Jibril Tidak Pensiun!
Penulis: Emha Ainun Nadjib
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Halaman: 246
ISBN: 978-602-291-297-2
Tahun terbit: Januari 2017
 
Penulis: Ahmad Nur Affandi SST (Penulis resensi buku adalah Pegiat Kampung Ilmu Bojonegoro)
Editor: Muhammad Roqib
Publisher: Imam Nurcahyo
 
Sesarengan mBangun Blora
Berita Terkait

Videotorial

Bupati Blora Sampaikan Ucapan Selamat Hari Jadi Ke-345 Kabupaten Bojonegoro

Hari Jadi Bojonegoro Ke-345

Bupati Blora Sampaikan Ucapan Selamat Hari Jadi Ke-345 Kabupaten Bojonegoro

Selamat Ulang Tahun Bojonegoro Bupati Blora, H. Arief Rohman SIP MSi, sampaikan ucapan selamat Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro (HJB) ke-345 ...

Berita Video

Viral, 2 Pengemudi di Tambakboyo, Tuban Berkelahi di Tengah Jalan

Viral, 2 Pengemudi di Tambakboyo, Tuban Berkelahi di Tengah Jalan

Tuban - Sebuah rekaman video memperlihatkan perkelahian antara dua orang pengemudi, di Jalan Pantura, turut Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Jawa ...

Teras

Memasukkan Pendidikan Mitigasi Bencana dalam Kurikulum Sekolah di Bojonegoro

Menyoroti Konsep Penanggulangan Bencana di Bojonegoro

Memasukkan Pendidikan Mitigasi Bencana dalam Kurikulum Sekolah di Bojonegoro

"Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, tentang Penanggulangan Bencana, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. ...

Opini

Keutamaan dan Motivasi Membaca Al-Qur'an di Bulan Ramadan

Oase Ramadan

Keutamaan dan Motivasi Membaca Al-Qur'an di Bulan Ramadan

Selain berpuasa, seorang muslim dianjurkan untuk banyak-banyak beribadah selama bulan Ramadan. Salah satu ibadah yang memiliki banyak keistimewaan di bulan ...

Quote

Bagaimana Ucapan Idulfitri yang Benar Sesuai Sunah Rasulullah

Bagaimana Ucapan Idulfitri yang Benar Sesuai Sunah Rasulullah

Saat datangnya Hari Raya Idulfitri, sering kita liha atau dengar ucapan: "Mohon Maaf Lahir dan Batin, seolah-olah saat IdulfFitri hanya ...

Infotorial

Akad Nikah Cuma Rp 5 Jutaan? Di favehotel Sudirman Bojonegoro Aja!

Akad Nikah Cuma Rp 5 Jutaan? Di favehotel Sudirman Bojonegoro Aja!

Bojonegoro - Momen akad nikah selalu menjadi momen terbaik terutama bagi setiap pasangan yang akan menjalin hubungan ke jenjang yang ...

Berita Foto

Foto Evakuasi Serpihan Pesawat T-50i Golden Eagle TNI AU yang Jatuh di Blora

Berita Foto

Foto Evakuasi Serpihan Pesawat T-50i Golden Eagle TNI AU yang Jatuh di Blora

Blora - Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD dan warga sekitar terus melakukan pencarian terhadap serpihan pesawat tempur T-50i Golden ...

Feature

Warga Blora Ini Raup Pundi-pundi Rupiah dengan Jual Tutorial Pembuatan Patung Lilin Miniatur

Warga Blora Ini Raup Pundi-pundi Rupiah dengan Jual Tutorial Pembuatan Patung Lilin Miniatur

Blora - Karya seni patung lilin (plastisin) miniatur yang di buat warga Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menarik perhatian sejumlah orang, ...

Religi

Melihat Sirine Peninggalan Belanda Penanda Buka Puasa di Pendopo Bupati Blora

Melihat Sirine Peninggalan Belanda Penanda Buka Puasa di Pendopo Bupati Blora

Blora Jika biasanya penanda buka puasa adalah suara azan magrib, namun berbeda dengan yang ada di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. ...

Wisata

Menengok Wisata Petik Buah Semangka di Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Blora

Menengok Wisata Petik Buah Semangka di Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Blora

Blora Budi daya buah semangka di Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, memasuki masa panen. Momen tersebut dikemas oleh pemerintah ...

1686318776.6266 at start, 1686318776.7623 at end, 0.13570618629456 sec elapsed