Maulid Nabi Muhammad SAW di Ponpes Al Ubaidillah Kapas
Nabi Tidak Pernah Mengajarkan Kekerasan, Hanya Kasih Sayang
Jumat, 23 Desember 2016 15:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kapas - Gambaran cerita Rasulullah Muhammad SAW sejak kecil sampai wafat, beliau tidak pernah mengajarkan kekerasan. Beliau mengajarkan dengan kelembutan dan kasih sayang. Karena itu beliau selalu menyikapi berbagai persoalan di dunia dari hati, bukan hanya secara kasat mata.
Demikian disampaikan KH Ahmad Asnawi dari Kudus saat berceramah dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Al Ubaidillah di Desa Sambiroto Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro, Kamis (22/12/2016) malam pukul 20.00 WIB.
Acara pengajian yang dirangkai pula dengan haul KH Abdullah ini dihadiri lebih 500 jemaah dari masyarakat Desa Sambiroto dan sekitarnya. Tampak hadir pula Wakil Ketua DPRD Bojonegoro Syukur Priyanto dan Kapolsek Kapas AKP Ngatimin.
"Kita sebagai ummat beliau, semestinya juga menyikapi berbagai persoalan di dunia itu dilihat dari hati, tidak hanya kasat mata. Sehingga tahu mana yang benar dan mana yang salah," pesan KH Ahmad Asnawi.
Ada banyak hikmah yang bisa diambil dari peringatan Maulid Nabi dan Haul Mbah Abdullah ini. Yang paling penting diingat, dengan terciptanya Nur Muhammad-lah manusia dari zaman Nabi Adam sampai sekarang ini bisa hidup di dunia.
Ulama dari Kudus ini juga meminta masyarakat, khususnya jemaah yang hadir, agar tidak mengikuti aliran yang tak tahu arahnya. Lebih baik dan utama, mengikuti jalan Rasulullah melalui ulama sepuh terdahulu seperti KH Abdullah yang dihauli malam hari ini.
"Beliau dengan kesabaran dan keikhlasan bisa menyebarkan agama Islam di wilayah Sambiroto ini. Karena berjuang di jalan agama itu tidak perlu kekerasan. Tetapi karena kelembutan keikhlasan lah yang bisa membuka pintu hidayah orang yang tidak baik, agar bisa berbuat baik," sambungnya.
Sebelumnya pada kesempatan yang sama, Kapolsek Kapas AKP Ngatimin mewakili Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu Sri Bintoro mengajak jemaah agar selalu menjaga kamtibmas di lingkungan masing-masing. Dia juga mengajak saling menghormati antar umat beragama.
Sebagai contoh, Kapolsek menuturkan satu kisah di zaman Khalifah Umar bin Khattab. Saat itu ada Gubernur Mesir bernama Amar bin As hendak meruntuhkan rumah reyot milik seorang Yahudi untuk dibuat masjid. Namun orang Yahudi itu merasa tidak adil, sebab tanah tersebut adalah tanah miliknya.
Karena merasa haknya telah dirampas, maka orang Yahudi itu mencari keadilan kepada Khalifah Umar bin Khatab. Setelah bertemu dan mendengarkan ketidakadilan itu, Khalifah Umar meminta orang Yahudi mengambil sepotong tulang unta di sampah. "Tulang unta tersebut kemudian digaris dengan pedangnya oleh Sayidina Umar," tutur Kapolsek.
Khalifah Umar pun memerintahkan agar tulang tersebut diberikan kepada Amar bin As. Melalui pesan goresan pedang di tulang itu, sekejap Amar bib As gemetar dan langsung memerintahkan rumah orang Yahudi didirikan kembali.
"Umar bin Khattab ini mengikuti jejak Rasulullah SAW. Meskipun berbeda agama, kita tidak boleh semena-mena. Karena Islam itu rahmatan lil aalamin, jadi harus saling menghormati dengan umat agama yang lain," pesan Kapolsek. (ver/tap)