Narum (28), Perajin Sandal Jepit Ukir
Awalnya Iseng Agar Orang Tak Tertukar Sandal
Jumat, 24 November 2017 20:00 WIBOleh Angga Reza
Oleh Angga Reza
Bojonegoro (Temayang) – Sandal jepit merupakan alas kaki yang ringan, terkesan santai dan tentu saja murah. Umumnya masyarakat lebih mengenal sandal japit sebagai alas kaki rumahan ketimbang untuk bepergian dan bergaya. Namun bukan berarti sandal jepit tak bisa dipakai untuk keluar rumah dan tampil gaya.
Buktinya, salah satu personal Boy Band Korea Selatan-Tiongkok Exo, Sehun, kerap mengenakan sandal jepit setiap kali konser di Indonesia. Dari situ ternyata banyak yang mengamati dan pada akhirnya menjadi salah satu trend anak muda.
Narum (28) menceritakan itu dengan penuh semangat. Trend tersebut berhasil dia tangkap sebagai peluang bisnis kreatif pemuda asal Temayang tersebut. Dia menghias sandal jepit dengan gambar-gambar menarik sehingga lebih indah dan keren.
“Awalnya sebenarnya iseng karena banyak orang yang keliru pakai sandal jepit saat digunakan di masjid, tertukar dengan milik orang lain,” katanya saat ditemui beritabojonegoro.com (BBC) di rumahnya.
Dari situ Narum berpikir bagaimana cara agar sandal jepit orang tidak tertukar. Dengan iseng, dia mengukir sandal jepit miliknya dengan gambar kartun yang sederhana. Tanpa merasa kesulitan karena sandal jepit berbahan karet, dia berhasil. Di kemudian hari Narum mulai berpikir apakah sandal jepit ukir bisa dibisniskan.
“Saya coba promosi di facebook, ternyata banyak yang minat,” katanya mengingat.
Maka mulailah bisnis sandal jepit itu hingga sekarang.
Narum mengatakan, desain gambar yang dibuatnya fleksibel, artinya bisa menyesuaikan keinginan pembeli. Hanya dengan Rp25 ribu sampai Rp30 ribu (tergantung tingkat kerumitan gambar) pembeli bisa membawa pulang sandal jepit ukir karya Narum. Desain yang paling sering dipesan pembeli adalah ucapan ulang tahun, nama, nama klub bola dan kartun favorit.
Lewat media sosial, karya Narum bahkan juga diminati orang luar kota, seperti Jakarta dan Kalimantan. Dia bahkan kerap kewalahan saat pesanan membludak. Soalnya, sampai sekarang dia hanya bekerja dengan alat seadanya sehingga tidak bisa secepat mesin.
Meski begitu, dalam sebulan omset Narum dalam sebulan bisa sampai Rp3 juta. “Kalau lagi sepi ya mungkin sekitar Rp1,5 juta,” katanya. (ang/moha)