Ratusan Hektare Tanaman Padi di Baureno Terpaksa Panen Dini
Selasa, 23 Januari 2018 14:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro - Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo dalam dua hari terakhir membuat para petani di Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, mengalami kerugian besar. Para petani terpaksa memanen dini tanaman padi yang masih hijau karena khawatir membusuk. Dampaknya, hasil panen merosot drastis hingga mencapai 75 persen dibanding kondisi normal.
Kondisi tersebut menimpa para petani di Desa Kalisari Kecamatan Baureno. Bnjir luapan Sungai Bengawan Solo membuat para petani setempat mengalami kerugian. Diperkirakan kerugian hingga mencapai jutaan rupiah disebabkan tanaman padi yang mendekati masa panen justru rusak terendam banjir.
Sujito petani di Desa Kalisari Kecamatan Baureno mengatakan banjir membuat tanaman padi yang masih hijau terpaksa langsung dipanen lebih awal agar tidak terlalu rugi banyak.
“Sebenarnya harus menunggu 10 hari lagi baru memasuki masa panen, namun karena sudah terendam air Bengawan Solo terpaksa dipanen dini,” ujarnya, Selasa (23/01/2018).
Dampaknya, hasil panen merosot drastis hingga mencapai 75 persen dibanding kondisi normal. Jika saat kondisi normal, dua hektar sawah mampu menghasilkan minimal dua ton gabah. Namun, akibat banjir ini, hasil panen merosot menjadi rata-rata hanya lima kuintal gabah dan itu pun dengan kualitas gabah yang rendah.
Hal ini berimbas pada harga jual gabah di tingkat petani yang langsung anjlok dari kisaran Rp 15.200 per kilogram menjadi Rp 4.500 per kilogram.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Zaenal Fanani mengatakan memang banyak petani di wilayah Kecamatan Baureno yang terdampak banjir luapan Bengawan Solo saat masuk siaga kemarin. Namun untuk rata rata para petani sudah melakukan asuransi pertanian. Sehingga jika ada gagal panen karena musibah banjir bisa diklaimkan dengan pihak asuransi. (mol/kik)