Petani Keluhkan Harga Bawang Merah Anjlok
Rabu, 24 Januari 2018 20:00 WIBOleh Muliyanto
Muliyanto
Bojonegoro - Petani bawang merah di Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro, menjerit karena harga yang anjlok di masa panen. Panen yang diharapkan bisa memberi keuntungan, justru malah membuat petani harus menanggung kerugian.
Seperti yang dialami seorang petani bawang merah di Desa Temayang Kecamatan Temayang, Agus. Panen yang diharapkannya bisa memberi keuntungan, justru malah membuatnya menanggung kerugian. "Harga bawang merah anjlok sekali," keluhnya, Rabu (24/01/2018).
Saat ini harga bawang merah di desanya hanya dihargai Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per kg di tingkat petani. Sedangkan harga dalu saat panen sekitar Rp 8.000 sampai Rp 9.000 perkilogram. Namun saat panen ini harga anjlok separo harga.
Selama ini menjadi patokan harga bawang merah ditingkat petani. Saat harga di pasar tersebut anjlok, maka harga bawang merah milik petani yang ditawar oleh tengkulak/pasar lainnya juga akan rendah.
Padahal, untuk memperoleh keuntungan, harga bawang merah di tingkat petani semestinya mencapai Rp 9 ribu sampai Rp 15 ribu perkg. Sebab harga bibit saat ini sudah mencapai Rp 8 ribu per kg, belum ditambah biaya tanam serta pembelian pupuk dan obat-obatan.
Jika memaksakan diri untuk menjual, maka dipastikan dirinya akan menanggung kerugian hingga puluhan juta rupiah. Karena itu, dia memilih untuk tidak menjual bawang hasil panennya dan hanya menyimpannya sebagai bibit.
Agus berharap, dalam kondisi seperti ini, pemerintah segera turun tangan untuk menyerap bawang merah milik petani. Menurutnya, pemerintah harus membeli bawang merah milik petani sesuai ketetapan harga yang telah ditetapkan.
Petani bawang merah lainnya, Udin, menjelaskan, berdasarkan informasi yang diperolehnya, anjloknya harga bawang merah disebabkan musim panen yang bersamaan di berbagai daerah.
"Sesuai hukum ekonomi, saat pasokan berlebih, maka harga akan turun," katanya. (mol/mh)